Dukung Pengembangan Wayang Kulit di Cilacap, DPRD Jateng Siap Fasilitasi Seniman Daerah

MUS • Monday, 22 Aug 2022 - 13:13 WIB

Cilacap – Pagelaran wayang kulit merupakan kesenian tradisional yang saat ini masih digemari oleh masyarakat di Kabupaten Cilacap. Bagi warga Desa Pesawahan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap yang mayoritas adalah petani, pentas wayang kulit memang menjadi favorit hiburan untuk semua kalangan baik yang tua dan muda, mereka rela menunggu dan memadati setiap pertunjukan wayang kulit. 

Seiring dengan melandainya pandemi Covid 19, Kesenian tradisional Wayang Kulit di Kabupaten Cilacap mulai bangkit dan tawaran untuk pentaspun kian memenuhi jadwal sejumlah Dalang.

Kabar ini tentu mulai melegakan berbagai kalangan, tidak hanya bagi pelaku kesenian, masyarakatpun tentu menyambut dengan senang. Karena setiap pentas wayang kulit tidak hanya menampilkan tontonan tapi juga berisi tuntunan hidup, selain itu roda perekonomian warga juga ikuti bergerak. 

Semangat berkesenian dari para pelaku kesenian dan masyarakat ini, ditangkap oleh DPRD Jateng untuk secara konsisten memfasilitasi pentas kesenian tradisional berbasis masyarakat dan komunitas sebagai upaya untuk nguri-uri (melestarikan) kesenian, budaya, dan kearifan lokal warisan leluhur bangsa Indonesia yang telah diakui dunia ini, sekaligus untuk mempercepat kebangkitan ekonomi pasca pandemi. 

Kali ini, H. Mustolih, anggota Komisi C DPRD Jateng menghelat pagelaran wayang kulit dengan menampilkan dalang kondang yang terbilang masih muda, Imam Sutikno asal Gombong, Kebumen. Pertunjukan digelar di Lapangan SMK Manggala Tama, Desa Pesawahan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Sabtu malam (20/8).

Untuk memberikan kesempatan dialog warga dengan wakilnya di DPRD Jawa Tengah, digelar juga Talkshow Laras Budaya dengan tema “Pagelaran Wayang Kulit Memetri Bumi” yang yang menghadirkan pembicara Anggota Komisi C DPRD Jateng H Mustolih dan budayawan Kasiman Sastro Wilupo dengan moderator Dendi Ganda dari MNC Trijaya FM.  

Anggota Komisi C DPRD Jateng H Mustolih S.IP mengatakan DPRD Jateng akan terus mendorong kesenian tradisional di daerah agar semakin berkembang, hingga dapat dijaga kelestariannya oleh para seniman generasi muda.

Menurutnya, pagelaran ini merupakan salah satu momentum untuk menegaskan kembali pentingnya menjaga budaya lokal bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Berbagai budaya lokal berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan jati diri bangsa, sehingga harus dijaga dan dilestarikan.

"DPRD Jateng berkomitmen ikut serta melestarikan budaya-budaya bangsa dengan melekatkan pada momen-momen bersejarah yang tentunya dapat dijadikan tontonan dan tuntunan bagi masyarakat, terutama para generasi muda sekaligus menggerakan perekonomian setempat," tambah Kang Mus Sapaan akrab Mustholih.

“DPRD akan terus melestarikan budaya-budaya Indonesia, seperti wayang kulit kesenian tradisional Jawa dengan mengadakan pertunjukan wayang, mengingat pementasan wayang kulit berperan besar dalam penyampaikan pesan-pesan moral beragama, sehingga rasa kegotong-royongan bisa terwujud, selain perekonomian setempat ikut bangkit. Setiap ada pagelaran kesenian, dipastikan akan bermunculan para pedagang kecil (UMKM) di sekitarnya untuk menjajakan dagangannya,” ujar Mustholih.

Menurutnya, DPRD Jateng sangat peduli terhadap kesenian tradisional daerah dan para pedagang kecil, hingga akan terus didorong agar lebih berkembang ke depan dan tidak tergerus oleh seni budaya lain, atau semakin punah.

Selain itu, lanjutnya, DPRD Jateng juga berupaya untuk ikut melestarikan dengan mengajak semua pihak, terutama kalangan generasi muda untuk terus ‘nguri-uri’ kesenian tradisional dan menjaga kelestarian budaya daerah yang merupakan warisan leluhur.

“DPRD Jateng sangat peduli terhadap kesenian tradisional, bahkan seni dan sudah bisa mendapatkan anggaran dari pemerintah sebagai wujud kepedulian dalam upaya perlindungan dan pelestarian budaya,” tuturnya.

Mustholih menjanjikan membantu memperjuangkan seniman mendapat bantuan, meski tidak semua sanggar seni mendapatkan, melainkan bagi mereka yang sudah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Pergub.

“Silahkan sanggar seni datang ke Kami (DPRD Prov. Jateng), bawa proposal bantuan, kami terbuka dan akan membantu, tentunya yang sudah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang diberlakukan,” tegas Mustholih.

Inisiatif DPRD Jateng yang konsisten mendorong para seniman tetap berkreasi dan ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan menggelar pertunjukan kesenian tradisional, mendapat apresiasi dari perwakilan pelaku kesenian dan budayawan Cilacap, Kasiman Sastro Wilupo sangat mengapresiasi 

Kasiman mengatakan di Kabupaten Cilacap terdapat banyak seniman yang memiliki kreatif sangat positif, bahkan pertunjukkan wayang kulit hingga saat ini masih sangat diminati, meski dua tahun lebih aktivitas mereka sempat terhenti akibat pandemi.

Di daerah Desa Pesawahan saja, lanjutnya, terdapat sebanyak 7 sanggar seni baik seni campursari, seni tari kuda lumping, keroncong, ndandung dan seni tari lainnya. Bahkan beberapa di antaranya namanya sudah dikenal, tidak hanya di tingkat kabupaten, namun juga provinsi, maupun nasional.

Saat ini, tutur Kasiman, para dalang mulai bisa tampil lagi, setelah ada kelonggoran dari pemerintah, bahkan pesanan job pementasan juga mulai mengalir kembali dan diharapkan setelah pandemi melandai aktivitas mereka semakin berkembang pesat.

Menurutnya, dengan mulai adanya kelonggaran bisa manggung, seniman bisa berkreasi lagi meski dengan keterbatasan waktu, namun ini sebagai tanda-tanda kebangkitan kembali kesenian tradisional di daerah, terutama pagelaran wayang kulit.

Senada Dalang Imam Sutikno menuturkan sejak terjadi pandemi selama dua tahun, tidak ada izin dari pemerintah setempat untuk menggelar pementasan kesenian, telah menyebabkan para seniman tidak mendapatkan job pertunjukkan dan dirasa sangat memberatkan bagi mereka.

Namun, lanjutnya, saat ini dengan adanya kelonggaran lagi para seniman mulai terlihat bangkit lagi, bahkan order job pemetasan sudah kembali mengalir, termasuk wayang kulit pesanan pertunjukkan sudah membanjir.

“Alhamdullah kondisi seniman sudah mulai membaik dan diharapkan ke depan terus berkembang, mengingat wayang kulit masih banyak penggemarnya di Kabupaten Kebumen, Cilacap dan Banyumas,” tuturnya.

Seusai talkshow Laras Budaya  yang disiarkan oleh Trijaya FM dan RDI Pandanaran Semarang itu, dilanjutkan pertunjukkan wayang kulit dengan menampilkan dalang Imam Sutikno yang ditunggu-tunggu para penonton, dengan mengambil lakon Semar Mbangun Khayangan.

Semar Mbangun Khayangan menggambarkan Semar akan membangun khayangan, bukan berbentuk kerajaan khayangan secara fisik, tetapi membangun khayangan (jiwa dan raga) jati diri, lahir serta bathin yang bersih. (DG-Anf)