Semangati UKM Terdampak Pandemi, Dirut Bank UMKM Jawa Timur: Harus Bangkit!

MUS • Tuesday, 26 Jul 2022 - 06:18 WIB

Surabaya - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), termasuk nasabah Bank UMKM Jawa Timur, Bank BPR Jatim. 

Dalam webinar persembahan Trijaya Networks "Indonesia UKM Forum", yang diadakan Radio Trijaya Surabaya, dan disiarkan di seluruh jaringan Radio Trijaya, Sabtu (23/7/2022), Direktur Utama Bank UMKM Jawa Timur Yudhi Wahyu memaparkan usahanya mendukung UMKM Jatim Go Global, dalam masa wabah ini.

Sebanyak 19 persen nasabah Bank UMKM Jawa Timur sempat terdampak pada awal pandemi. Tetapi seiring waktu, prosentase tersebut mengalami penurunan dan ekonomi yang tumbuh positif. Per Mei 2022, nasabah terdampak Covid-19 menjadi 16 persen dari total baki debet kelolaan.

"Dengan OJK, dari Rp 2,2 triliun, kita bisa restrukturisasi kredit Rp 365-an miliar. Alhamdullilah masih ter-manage semua dan tidak mati, betul-betul mati. Walaupun ada nol koma sekian persen memang butuh waktu untuk recovery," sebut Yudhi. 

Covid-19 turut memberi dampak pada manajemen utama dari usaha nasabah, yang meninggal dunia. Namun Yudhi meyakini tidak terlalu banyak. "Kita diberi pelajaran dari yang Mahakuasa, untuk mencari solusi dan manfaat," tuturnya.

Tetapi, wabah selanjutnya terjadi dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). "Karena kami punya (nasabah, Red.) petani dan peternah, ada dampaknya bagi kita, tetapi masih kita identifikasi dan Insya Allah, dampak PMK masih bisa ter-maintain, sehingga tidak menjadi bad debt," kata Yudhi yang juga menyebut hewan sapi, domba, dan ternak sebagai agunan tambahan. 

Selain itu, untuk mendukung UMKM go global, bersama Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, Bank UMKM Jawa Timur akan meluncurkan program prokesra. 

Dirut Yudhi menjelaskan, "Kita akan meluncurkan akhir bulan Juli ini semacam Kredit Usaha Rakyat (KUR), bunga net rendah, 3 persen untuk pengusaha mikro UMKM, dan maksimum debitur hanya Rp 10 juta."

Dia berharap, program ini dapat memberikan manfaat dan stimulus tingkat edukasi, serta pembinaan manajemen UMKM.

"Mudah-mudahan yang punya potensi ekspor, kita udah mulai database, siapa dulu yang kita naikkan kelas, dibina, semoga menjadi nasabah dari yang kecil sampai suatu saat menjadi besar. Nasabah yang sudah mulai ekspor mulai dari batik, kopi, coklat, sambal, saya rasa itu," harap Yudhi.

Untuk pengusaha UMKM, baik yang pemula, skala startup, maupun yang naik kelas, Yudhi juga menyampaikan beberapa pesan. "Harus berani eksekusi. Bangkit! Tentunya melihat tantangan menjadi peluang, baik pasar dalam negeri maupun nanti kita menjadi global," ujarnya.

Menurut Yudhi, pemerintah khususnya Bank UMKM Jawa Timur, termasuk ekosistem, Dinas Koperasi dan UMKM, dan pendidikannya, siap berperan dan melaksanakan pendampingan, termasuk sarana untuk menjual dan memamerkan produk.

"Dari produksi sampai pemasaran, sampai kepada transaksi perdagangan, termasuk misalkan ada pameran lokal, provinsi, antarpulau dan sebagainya, divisi dagang kita juga ada, dan di luar negeri pun ada jadwalnya, silakan menghubungi kami," tutup Yudhi.

Di samping perbankan, webinar "Indonesia UKM Forum" juga menampilkan narasumber dari sektor logistik, perpajakan, dengan pembicara utama Wagub Jatim Emil Dardak. (*)