Indonesia dan Belanda Perkuat Kerjasama Bilateral di Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Ilmu Pengetahuan

ANP • Thursday, 21 Jul 2022 - 22:31 WIB

JAKARTA — Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Robbert Dijkgraaf berkunjung ke Pusat Kebudayaan Belanda Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Jakarta, Kamis 21 Juli 2022.

Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, juga turut hadir.

Dalam kunjungan ini, kedua menteri menjadi narasumber “In conversation with Minister: Transforming Education and Research for a Better Society” bertempat di perpustakaan Erasmus Huis.

Diskusi yang dipandu jurnalis Marissa Anita, ini dihadiri sekitar 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Di antaranya dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, Institut Teknologi Indonesia Serpong, Banten, dan lainnya.

Usai berdiskusi Menteri Makarim dan Menteri Dijkgraaf menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan mahasiswa. Terutama tentang peran pendidikan, penelitian, dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda (Ministry of Education, Culture and Science of the Netherlands – MoECS) Robbert Dijkgraaf memang tengah berada di Indonesia, dari 20 Juli hingga 23 Juli 2022.

Ia didampingi delegasi yang terdiri dari para rektor dan ketua perguruan tinggi, dan ilmu pengetahuan Belanda.

Kepada wartawan, Menteri Dijkgraaf menyampaikan tujuan kunjungannya ke Indonesia adalah untuk lebih memperkuat kerjasama bilateral di bidang pendidikan, penelitian, dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, membuka peluang baru untuk kerjasama di tingkat pemerintah dan antar lembaga pengetahuan. Indonesia sendiri, katanya, telah lama menjadi mitra strategis terkemuka bagi Belanda dalam kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan ilmu pengetahuan.

Menurutnya, kebijakan yang jelas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memperluas penelitian, meningkatkan pendidikan, dan mengembangkan pengetahuan kritis di Indonesia memungkinkan kerjasama strategis yang lebih luas, lebih dalam, dan saling menguntungkan sebagai mitra setara.

Di tahun yang bertepatan dengan G20 ini, Belanda menekankan upayanya untuk terlibat dengan Indonesia. Terlebih Indonesia sebagai Ketua G20 dan memenuhi janjinya untuk memperkuat komitmennya terhadap pembangunan bilateral dan global pasca pandemi Covid-19: “Recover Together, Recover Stronger”.

Dalam kunjungannya itu, Menteri Dijkgraaf dan Menteri Nadiem Makarim berkesempatan membahas kerja sama bilateral untuk pengembangan kapasitas manusia lebih lanjut dan untuk mengatasi tantangan masyarakat.

Tentu saja juga bertemu dengan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional yang baru, Laksana Tri Handoko, pada hari yang sama. Pertemuan ini untuk membahas peningkatan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian, serta mengatasi kendala yang dapat menghambat kerja sama ini.

Kunjungan balasan Kepala BRIN ke Belanda bulan lalu itu mendiskusikan potensi implementasi kerjasama lebih lanjut. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk menghubungkan modalitas riset, fasilitas serta prioritas riset yang dimiliki BRIN dengan mitra institusi riset dan perguruan tinggi di Belanda.

Dikatakan, sejak lama para periset Belanda telah menjadi mitra utama para periset di Indonesia. Belanda sendiri melihat Indonesia terbukti memiliki sumber daya riset dan inovasi yang mumpuni.

Menurut Mnteri Dijkgraaf kunjungannya ke Indonesia begitu penting. Karena ia berpandangan pendidikan dan penelitian adalah fondasi masa depan setiap orang. Jadi, Pemerintah Belanda ingin membuatnya lebih terjangkau bagi orang untuk belajar. Terlebih pihaknya banyak berinvestasi dalam sains.

“Kami juga sedang mengerjakan masa depan di mana setiap orang bebas untuk mengembangkan potensi penuh mereka dan menjadi seperti yang mereka inginkan,” kata Menteri Robbert Dijkgraaf.

Menteri Belanda ini juga akan berbicara kepada khalayak yang lebih luas. Ia akan menyampaikan kuliah di Universitas Indonesia dan bertemu dengan alumni perguruan tinggi serta lembaga ilmu
pengetahuan Belanda pada Jumat 22 Juli 2022.

Atas kunjungan pertama kalinya Menteri Dijkgraaf ke Indonesia dalam kapasitasnya sebagai menteri, Menteri Nadiem mengaku, menjadi suatu kehormatan bisa bermitra dengan Menteri Dijkgraaf.

Dari diskusi kedua pihak, ada kerja sama yang bagus yang bisa terjalin antara Indonesia dengan Belanda di bidang pendidikan maupun penelitian. Nantinya, kerja sama yang dilakukan akan melibatkan Ditjen Pendidikan Vokasi maupun Ditjen Dikti Ristek.

“Kita sepakat akan kerja sama di vokasi. Karena kita sudah tahu, banyak yang sudah dipelajari di vokasi ini, dan sudah ada kemajuan di bidang vokasi,” tutur Mas Menteri, begitu biasa ia disapa.

Tidak lupa, akan ada pertukaran mahasiswa dari Indonesia maupun Belanda. Saat ini, sudah ada 6 universitas yang berniat melakukan pertukaran mahasiswa. Diharapkan, ke depannya akan lebih dari jumlah tersebut.

“Nanti kita akan meminta jumlahnya lebih besar terkait pertukaran mahasiswa ini. Dari puluhan mahasiswa, nanti akan ada ratusan mahasiswa yang menjalani pertukaran pelajar. Lalu juga akan ada peningkatan universitas dari Belanda yang menjalani kerja sama pertukaran pelajar,” jelas Nadiem.

Mendikbud Ristek berharap kerja sama ini akan terus ditingkatkan demi ada kemajuan di bidang pendidikan, kebudayaan, dan lainnya. (ANP)