Bentrok Saat Jemput Paksa Anak Kiai di Jombang, Satu Anggota Brimob Terluka

MUS • Thursday, 7 Jul 2022 - 12:17 WIB

Jombang – Seorang anggota Brimob Polda Jatim terluka akibat kericuhan dengan massa saat ingin menjemput paksa MSAT, putra dari Pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mukthi yang jadi buron tersangka kasus dugaan pencabulan santriwati.

Polda Jatim mengerahkan ratusan personel gabungan dari Polres Jombang serta pasukan Brimob Polda Jatim. Mereka mengepung Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Desa Losari, Ploso, Jombang, tempat DPO berada, Kamis (7/7/2022).

Seorang anggota Brimob yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit. Korban diangkut menggunakan mobil ambulans Biddokses Polres Jombang.

Anggota Brimob tersebut diduga mendapat perlawanan dari pendukung MSAT di dalam pondok pesantren. Situasi mencekam juga terasa di sekitar pintu masuk dan keluar pondok di sisi Selatan Toko Moder. Warga yang mendekati area tersebut langsung diusir petugas kepolisian.

Sebelumnya, Wakapolda Jatim Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo mengatakan, pihaknya bekerja secara profesional untuk menegakan hukum.

"Sebenarnya enggak ada masalah. Kita lagi berjuang menegakkan hukum. Polisi pun ingin melaksanakan tugas secara profesional. (Soal kendala) nanti kami akan sampaikan di lapangan," kata Slamet Hadi di depan Gedung Tenis Mapolda Jatim, Rabu, 6 Juli 2022.

Sebelumnya sejak 2019 MSAT sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap santriwati. Berkas perkaranya sendiri sudah dinyatakan lengkap alias P21. Saat hendak dilakukan pelimpahan tahap II, kepolisian gagal menangkap MSAT. Bahkan ayahnya, meminta kasus anaknya dihentikan.

Diketahui, MSAT dilaporkan ke polisi atas dugaan pencabulan anak di bawah umur pada 29 Oktober 2019. Dia lantas ditetapkan menjadi tersangka berdasarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) bernomor B/175/XI/RES.124/2019/Satreskrim Polres Jombang tertanggal 12 November 2019.

Dalam SPDP tersebut, MSAT dijerat Pasal 285 atau Pasal 294 ayat 1 dan 2 ke 2e KUHP. Informasi yang dihimpun, dugaan pencabulan itu terjadi saat korban melamar menjadi karyawan klinik rumah sehat ponpes. Praktik asusila berlangsung saat proses interview (calon karyawan) dimana terlapor MSAT sebagai pimpinannya.