Harga Pangan Makin Tak Terkendali, PKS: Persoalan Serius Libatkan Multisektor

MUS • Thursday, 7 Jul 2022 - 09:10 WIB

Jakarta - Harga Pangan yang semakin melambung di seluruh pelosok wilayah Indonesia mendapat sorotan Anggota DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin.

Harga Pangan yang terus melambung ini selain membuat rakyat menjerit, ia mengisyaratkan agar semua pihak berbagai elemen pemerintah untuk memberi perhatian serius.

Akmal menyebut, persoalan naiknya harga pangan ini bukan saja persoalan kementerian pertanian semata. Disini berdampak pada inflasi, ada faktor pengaruh pelemahan rupiah yang menembus 15 ribu rupiah, ada penyakit mulut dan kuku yang menyebar se nusantara, cuaca ekstrim, dan banyak hal yang mesti menjadi perhatian pemerintah secara keseluruhan.

“Persoalan harga pangan ini sudah menjadi persoalan multidimensi yang mesti melibatkan seluruh elemen pemerintah dalam menyelesaikannya. Tidak saja persoalan produksi, hampir seluruh faktor eksternal dan internal negara kita telah memberi kontribusi kenaikan harga pangan. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan mengguncang kondisi ekonomi masyarakat karena daya beli mereka semakin menurun," tutur Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengingatkan, bahwa harga pangan yang tinggi terus menerus bila dibiarkan akan berdampak efek domino yang beruntut mempengaruhi sektor lain.

“Bahkan kementerian keuangan pun sudah memahami bahwa ada ancaman inflasi akibat meningkatnya harga pangan,” pungkasnya.

Politisi PKS ini menambahkan, meskipun Indonesia memiliki pasokan pangan yang relatif aman, dengan ditunjukkan tiga tahun terakhir produksi beras sesuai harapan. Namun pada kenyataannya, hampir semua komoditas naik terutama sembilan bahan pokok seperti daging sapi, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng.

“Karena sensitifnya harga pangan terhadap inflasi, Stok Cadangan Pangan mesti menjadi kebijakan pemerintah dalam mengelola manajemen krisis. Jangan sampai salah langkah mengelola stok, karena mengelola produksi kita masih kewalahan. Manajemen stok mesti baik, dan peningkatan produksi beras, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng masih dapat dilakukan karena komoditas ini potensial untuk meningkat jumlah produksinya," ucap Akmal mengingatkan.

Menurutnya, petani tanah air ketika harus berhadapan langsung dengan negara luar, selalu kalah dalam banyak hal sehingga dihadapkan pada produk impor, selalu kalah bersaing terhadap harga.

“Dimasa yang akan datang, pemerintah mesti dapat meningkatkan kemampuan petani kita dengan alat, modal hingga produk bibit, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing baik secara harga maupun kualitas. Produksi pangan dimana didalamnya ada pertanian, perikanan, peternakan mesti menjadi leading sektor terhadap pengendalian pangan termasuk tata niaganya. Selama ini sering bertabrakan antara kementerian teknis dan regulator sehingga tidak ada titik temu dalam menangani persoalan pangan," tutup Andi Akmal Pasluddin.