Penting Bagi Mahasiswa, Undira Gelar Event Table Manner, Grooming & Beauty Class

ANP • Monday, 4 Jul 2022 - 23:46 WIB

JAKARTA - Dalam rangka memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi para mahasiswa, Universitas Dian Nusantara (Undira) menggelar acara event Table Manner, Grooming & Beauty Class di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta. Event tersebut merupakan yang pertama dilakukan secara offline sejak Covid-19 melanda.

Rektor Universitas Dian Nusantara, Prof. Dr. H. Suharyadi MS mengatakan, table manner, grooming & beauty class dinilai penting, agar mahasiswa paham terkait beberapa etika dalam table manner. Menurutnya, etika dan aturan tersebut akan sangat bermanfaat saat menghadapi dunia kerja ataupun acara-acara resmi lainnya.

"Kegiatan ini sebenarnya memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana melakukan table manner, yaitu makan memiliki aturan. Banyak orang-orang yang tidak memahami table manner sehingga saat diundang resmi menjadi kikuk. Misalnya, saat makan roti terdapat tata caranya, seperti di mana letak roti, cara memegang roti, dan lainnya. Selain itu, saat makan sup harus menggunakan sendok tertentu. Kemudian, ketika ingin ke toilet harus paham bagaimana cara menaruh napkin (serbet). Apabila napkin diletakkan di meja, berarti makan dapat disingkirkan. Jadi, aturan semacam ini apabila dapat dipahami mahasiswa pada waktu bekerja saat menghadapi acara-acara makan resmi, mereka telah mengerti," tegas Rektor Undira, Suharyadi di Jakarta, Sabtu (2/7/2022).

Event Table Manner, Grooming & Beauty Class di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta mendapat dukungan dari banyak pihak, dengan sponsor PT Lionel Jaya Logistic, Inez Cosmetic, Memory florist dan Juleetopper.

Pendidikan Murah Berkualitas

Menurut Suharyadi, Undira dibangun oleh orang-orang yang mengerti dfan paham terhadap marketing. Kini, katanya, meski masih terbilang muda, namun kualitas Undira tidak dengan Universitas yang telah lama berdiri.

"Kami membangun Undira ini memang paham dengan dunia marketing. Undira berkembang cepat karena marketingnya bagus dan dikelola dengan baik. Kualitasnya kita yakini tidak kalah dengan Perguruan Tinggi Swasta yang sudah lama meskipun bayarannya murah. Dan, ini perlu proses yang masih harus dibuktikan. Kenyataannya adalah angkatan pertama kami hanya membayar Rp 350.000 per bulan," katanya.

Ia mengaku ingin mewujudkan mimpi bagi masyarakat kelas bawah agar mampu menempuh jenjang perguruan tinggi dengan kualitas pendidikan dan tenaga pendidik yang mumpuni.

"Memang kami ingin mengangkat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu berkuliah di tempat biasa, kami sediakan fasilitas dan dosen yang bagus, untuk berkuliah dengan baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka juga," ujarnya.

Rektor Undira menjelaskan, angkatan pertama mahasiswa didominasi oleh kelas karyawan yang sudah bekerja. Pihaknya ingin mewujudkan mimpi mereka agar dapat meningkatkan posisi dan jabatan tinggi hingga memiliki nilai tawar di dunia kerja yang lebih baik. Hal tersebut, kata Suharyadi, berdampak pada kesejahteraan meningkat.

"Mahasiswa ini sekarang banyak yang bekerja di bengkel, indomaret, alfamart, serta bekerja sebagai manager di stasiun televisi, perminyakan, dan lainnya. Mahasiswa yang lulus pertama kali ini sebagian besar masih karyawan karena baru 2 tahun ini kami menerima mahasiswa baru dari jenjang SMA. Sebenarnya, karyawan yang dimaksud adalah karyawan bawah. Dengan kuliah ini, harapannya adalah dari karyawan baru dapat meningkat menjadi karyawan yang lebih baik lagi posisinya. Serta, bisa saja melamar pekerjaan baru yang lebih bergengsi, lingkungan kerja yang lebih baik, dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi juga. Pengembangan karir atau pergi ke tempat pekerjaan lain adalah opsi yang dapat mereka pilih dengan bebas. Kewajiban kami sebagai institusi yang mendidikan mereka adalah bagaimana mereka meningkatkan kesejahterannya melalui peningkatan karir atau perpindahan tempat pekerjaan," ujarnya.

Undira English Center (UEC)

Pihaknya juga melakukan pemetaan mahasiswa, yang hasilnya 90% mahasiswa tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik. Untuk itu, Rektor Undira, Suharyadi menegaskan, pihaknya akan membangun Undira English Center (UEC) untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mahasiswa. Menurutnya, UEC dibina oleh dosen-dosen Bahasa Inggris yang berkualitas untuk mempersiapkan training mahasiswa. Sehingga sebelum lulus, mahasiswa memiliki kemampuan minimal bisa berbahasa Inggris.

"Pemetaan itu memang diminta untuk mengetahui kemampuan mahasiswa sekarang seperti apa. Kemampuan Bahasa Inggris mahasiswa sekarang yang terdapat pada nilai 0-50 adalah sebanyak 90%, nilai 50-70 sebanyak 20%, dan nilai 70-100 sebanyak 10%. Jadi, banyak yang bagus-bagus juga. Jika dipetakan pada  Perguruan Tinggi Swasta lainnya juga pasti sama, tidak hanya di Undira. Dengan pemetaan ini, kita mengetahui kemampuan mereka dan kemudian kita membuat keberlanjutannya dengan mengadakan training Bahasa Inggris khusus kepada para mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mereka. Terdapat tim khusus yang menangani, yaitu Undira English Center (UEC). UEC dibina oleh dosen-dosen Bahasa Inggris yang berkualitas untuk mempersiapkan training mahasiswa. Jadi, sebelum lulus, mahasiswa memiliki kemampuan minimal untuk berbahasa Inggris," kata Rektor. (ANP)