Pandemi Melandai, Pelindo III Semakin Serius Genjot Potensi Pelabuhan Tanjung Emas dan TPKS

MUS • Wednesday, 29 Jun 2022 - 22:28 WIB

Semarang – Perekonomian Jateng dan DIY perlahan terus menunjukkan pertumbuhan positif pada pasca Pandemi Covid-19. Bahkan Triwulan I/2022 Jateng tumbuh 5,16%  yoy (year on year) lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional yang tumbuh 5,42% (yoy).

Ke depan, pemulihan ekonomi Jateng diperkirakan masih berlanjut dengan didukung pandemi Covid-19 yang semakin terkendali, dan peningkatan mobilitas masyarakat. Investasi juga diperkirakan meningkat, ditopang oleh investasi pemerintah dan swasta.

Keunggulan kawasan industri terpadu Batang diharapkan mampu menarik investor untuk merelokasi industri dan menerapkan investasi teknologi terkini ke Jateng. Melihat kondisi tersebut, maka dipastikan arus distribusi barang akan semakin tinggi.

Sementara saat ini, pengiriman barang dari dan ke wilayah Jateng-DIY masih banyak yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Tanjung Priok, meski jika dilihat dari sisi geografis Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah pelabuhan yang letaknya sangat strategis.

Potensi bisnis itu kini mulai digaungkan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)-TPKS bekerja sama dengan Kalangan Pengguna jasa Pelabuhan, Transportasi dan pelaku pengusaha di bawah naungan Kadin Jateng dan instansi pemerintahan serta asosiasi terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan, ALFI/ ILFA dan INSA dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di Hotel Grasia Semarang, Selasa (28/6).

FGD yang mengusung tema ‘Bersama Pelabuhan Tanjung Emas Mendukung Kebangkitan Kembali Ekonomi Jateng Pasca Pandemi’ itu, terselenggara atas kerja sama DPW Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (Alfi) Jateng-DIY dengan Ditintelkam Bidang Ekonomi Polda Jawa Tengah.

FGD menghadirkan nara sumber Ketua Kadin Jateng Harry Nuryanto, Kepala KPPBC TMP Tanjung Emas Anton Martin, Manager Pelindo III-TPKS I Nyoman Sudharta dan Ketua Umum DPW ALFI/ALFA Jateng & DIY Suprapto Suwaji serta Kasubdit II Ekonomi Direktorat Intelkam Polda Jateng AKBP Harus Hurana. 

Ketua Kadin Jateng Harry Nuryanto mengatakan perekonomian di Jateng kini mulai tumbuh positif, bahkan Triwulan I/2022 mencapai 5,16% hingga menunjukkan adanya tanda-tanda kembali bangkit, setelah sebelumnya dua tahun terakhir terpuruk akibat pademi Covid-19.

Tidak hanya itu, lanjutnya, Jateng kini menjadi daerah favorit investor melakukan kegiatan bisnisnya. Sejumlah investor asing banyak yang mulai berminat mendirikan industri di Jateng, selain dinilai iklim kondusif dan banyaknya kemudahan menjadi alasan kuat mereka menanamkan modalnya di Jateng.

“Bahkan Jateng juga memiliki konektivitas transportasi darat dan laut yang sangat menunjang kegiatan ekspor-impor. Ditambah lagi, adanya jalan tol yang membentang dari Jakarta ke Surabaya, sehingga membuat Jateng semakin terkoneksi,” ujar Harry.

Investasi, menurutnya, menjadi salah satu kunci percepatan pertumbuhan ekonomi. Sektor ini bisa memberikan dampak besar dalam berbagai sektor kehidupan lainnya.

“Dengan adanya investasi, maka peredaran uang akan semakin besar. Bahkan itu menimbulkan efek lain, daya beli masyarakat naik, konsumsi naik dan pertumbuhan ekonomi juga naik,” tuturnya.

Sementara, Manager Pelindo III-TPKS I Nyoman Sudharta menuturkan Pelindo III melalui Terminal Petikemas Semarang (TPKS) dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, memiliki potensi untuk menjadi pelabuhan utama sebagai pintu gerbang perdagangan provinsi Jawa Tengah dan DIY, penyeimbang antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Secara geografis posisi TPKS berada diantara dua pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak. Dengan mengamati posisi TPKS yang berada di tengah dua pelabuhan tersebut, diharapkanya TPKS dapat menjadi pilihan pengiriman komoditi baik ekspor maupun impor di daerah Jateng dan DIY serta mampu menarik komoditi di wilayah perbatasan Jawa Timur dan Jawa Barat.

“Dengan fasilitas dan kapasitas yang dimiliki TPKS, kami harap para pelaku usaha khususnya di Jateng dan DIY dapat melanjutkan aktivitas bisnisnya melalui TPKS,” ujarnya.

Dia menambahkan TPKS telah melakukan berbagai macam upaya di antaranya bekerja sama dengan KAI melakukan reaktivasi rel kereta api petikemas dengan rute Semarang Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas-TPKS dan berakhir di Solo-Jebres.

Selain itu, lanjutnya,  juga melalui sistem teknologi yang canggih, TPKS makin memantapkan posisi menjadi terminal automatisasi, hal ini terbukti dengan adanya on line system, gate automation, OCR (optical character recognition) perekaman data fisik petikemas,  RFID, CCTV serta penambahan A-RTG (Automated-Rubber Tyred Gantry) menjadi 20 Unit dari 11 unit yang telah dimiliki TPKS sebelumnya.

Kegiatan FGD ini, merupakan salah satu media komunikasi yang dapat dilakukan manajemen guna mengukur kebutuhan eksportir maupun importir khususnya untuk mendorong laju perekonomian Jateng-DIY serta sebagai wujud apresiasi TPKS terhadap kontribusi yang telah diberikan pengguna jasa kepada TPKS.

Senada Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI /ALFA) Jateng & DIY Suprapto Suwaji SE MM CPSCM menuturkan pihaknya kini terus berupaya menggenjot peningkatan SDM Logistik untuk memenuhi keutuhan pasar di era degitalisasi.

Menurutnya, kemajuan sektor logistik sangat ditentukan kualitas SDM-nya, sehingga ALFI menilai pentingnya peningkatan kualitas SDM tersebut. Peningkatan SDM terus dilakukan dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi.

Bahkan, sejumlah investor yang mau masuk ke Indonesia membatalkan niatnya lantaran masih rendahnya kompetensi SDM Logistik nasional.

Dia mengatakan salah satu kendala dalam mendorong daya saing yakni permasalahan perizinan/birokrasi yang lama serta tidak tersedianya SDM yang cukup dari sisi kuantitas maupun kualitas.

“Dengan kompetensi SDM yang baik maka akan memengaruhi perbaikan daya saing logistik Indonesia secara global,” ujarnya.

Kepala KPPBC TMP Tanjung Emas Anton Martin menambahkan pihaknya juga telah meluncurkan program bernama Join Inspection Karantina bea Cukai di bidang ekspor, setelah sebelumnya sukses menjalankan program serupa di bidang  impor.

Program itu, lanjutnya, diharapkan semakin meningkatkan kinerja sekaligus menekan biaya logistik di Pelabuhan Tanjung Emas. Join Inspection Ekspor Karantina bea Cukai merupakan improvisasi dan inovasi dari salah satu program Nastional Logistic Ecosystem.

Program ini terbukti mampu menurunkan estimasi biaya timbun dan biaya penarikan. Selain jua mampu mengefisienkan waktu.  Join Inspection Ekspor Karantina  bea Cukai bagian dari implementasi dari Inpres 5/2022.

Menurutnya, implementasi ini berorientasi pada sinergi dan kolaborasi antar-stakeholder melalui simplifikasi proses dan penghapusan repitisi dan duplikasi yan diharapkan sinergitas tersebut dapat meningkatkan global competitiveness dengan memberikan keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif bagi eksportir di Jateng.

"Bahkan biaya yang semula harus dibayarkan dua kali sekarang hanya cukup satu kali. Ini dapat memangkas waktu dan biaya yang semula pemeriksaan dilaksanakan secara bergantian, namun sekarang dilaksanakan bersama,” tuturnya.

Sedangkan Wakil Ketua Bidang Kepabeanan dan Kepelabuhanan DPW Alfi Jateng-DIY Luluk MRW mengapresiasi terhadap kinerja jajaran Kepolisian maupun instansi terkait lain yang ada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian dari Kepolisian, yang selama ini telah mendukung atau ikut nyengkuyung upaya kebangkitan kembali ekonomi Jawa Tengah paska pandemi Covid-19. Kami terima kasih pada Kepolisian, terutama wilayah Semarang, di mana pada insiden banjir 23 Mei 2022 lalu, tidak ada barang atau aset milik kami yang hilang. Itu semua berkat kepedulian/ bantuan keamanan dari aparat Kepolisian dan instansi terkait lainnya yang ada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas,” tutur Luluk. (APb)