Pemprov Jateng Harus Bertindak Cepat Atasi PMK Hewan Jelang Idul Adha

MUS • Wednesday, 8 Jun 2022 - 20:37 WIB

Semarang - DPRD meminta Pemprov Jateng melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi pencegahan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak dengan sinergitas baik instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat pertenak secara bersama.

Anggota Komisi B DPRD Jateng H Mukafi Fadli S Ag ST mengatakan sinergitas sangat penting antar stakeholder, dunia usaha, masyarakat peternak agar penyebaran PMK hewan ternak tidak semakin meluas. Pemprov Jateng harus memberikan perhatian khusus terhadap penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku hewanh ternak itu.

DPRD Jateng yakin pemprov sudah punya pengalaman dalam menghadapi PMK, karena wabah ini juga pernah menjangkit ribuan hewan ternak di Indonesia pada era 1960an dan 1980an.

"Penyakit mulut dan kuku ini sudah pernah terjadi di Indonesia dan kita telah berhasil menangani persoalan wabah ini. Mestinya kita sudah paham bagaimana penanganannya, pemeliharannya, termasuk soal vaksin,” ujar Mukafi dalam Diskusi Prime Topic, bertema Sinergi Hadapi Penyakit Mulut dan yang digelar di Lobby Gets Hotel Semarang, Rabu (8/6).

Dialog yang dipandu oleh moderator Advianto Prasetyobudi dari MNC Trijaya FM Semarang itu, selain Anggota Komisi B DPRD Jateng H Mukafi Fadli juga menghadirkan nara sumber Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Ir Agus Wariyanto dan Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang Ir Turhadi Noerachman.  

Mukafi menuturkan kerja sama antar stakeholder, dunia usaha, masyarakat peternak harus terus dilakukan dan aplikatif bisa di breakdown sampai ke bawah secara kerja nyata, sehingga PMK tidak semakin menyebar secara cepat dan meluas.

Menurut Mukafi, pemerintah harus segera mencari solusi dari persoalan ini. Momen Idul Adha adalah sumber pendapatan utama bagi peternak sapi, domba dan kambing. Jangan sampai wabah ini mengakibatkan pendapatan mereka berkurang atau justru merugi. Misalnya dengan menyalurkan vaksin ke berbagai daerah, hingga kemungkinan adanya bantuan pengobatan lain kepada para peternak. 

“Tentu dari wabah PMK ini yang paling dirugikan adalah peternak petanii. Banyak dari hewan ternak mereka yang mati akibat wabah PMK ini. Untuk itu, DPRD Jateng meminta pemerintah menyalurkan vaksin disegerakan dan masif, agar upaya pemulihan ekonomi pasca Covid-19 ini juga tidak terganggu,” tuturnya.

DPRD, lanjutnya, bersama pemerintah provinsi Jateng segera bergerak sebelum penyebabaran kian meluas, sehingga upaya mengantisipasi pencegahan penularan PMK harus lebih cepat dua langkah.  

Dia berharap agar pemerintah provinsi segera menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cepat. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia akan merayakan Idul Adha.

Mukafi menambahkan moment Idul Adha amat dinantikan para peternak karena saat itu peternak akan mendapatkan harga terbaik untuk menjual hewan ternaknya. Hasil keuntungan penjualan hewan ternak bisa menutup kebutuhan peternak selama tahun.

“Jika harga hewan ternak anjlok, peternak akan merugi, bahkan memungkinan pembeli sama sekali tidak ada, karena lebih memilih menunda pembelian. Inilah kalau di daerah saya Sragen istilahnya ‘tangisan kere’ tangisan rakyat bawah yang sangat memprihatinkan,” ujar Mukafi.  

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto mengatakan, hingga saat ini di Jateng ternak terduga (suspek) PMK dari beberapa daerah mencapai 9.500 ekor.

Namun, lanjutnya, dugaan ini belum tentu betul positif ternak itu terjangkit PMK, karena harus diuji melalui laboratorium kesehatan hewan, sehingga jika hewan ternak masih gejala belum tentu positif.   

Menurutnya, pihaknya sudah dengan cepat melakukan beberapa upaya sebagai langkah penanganan cepat terhadap wabah PMK ini, hingga dari jumlah hewan ternak yang terkena PMK 15% di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Upaya yang dilakukan, tutur Agus, dengan bergerak cepat mengirimkan obat-obatan yang tersedia, sarana, tenaga pendamping dan dokter hewan ke berbagai daerah sentra peternakan, sehingga penyebaran PMK hewan ternak sudah bisa dikendalikan.

Tidak hanya itu, Agus menambahkan, daerah yang penyebaran PMK tinggi, pasar hewannya ditutup, sementara daerah lain yang kondisi aman pasar hewan tetap dibuka berjalan seperti biasa. Jadi, lanjutnya, kebijakan itu tidak harus menutup semua pasar hewan.

Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang Turhadi Noerachman menuturkan, pihaknya juga telah membantu dengan mengirimkan tim ke daerah perbatasan dengan Jawa Timur dan sentra produk hewan ternak untuk memberikan obat-obatan, suplemen hewan ternak serta penyemprotan desinfektan kandang-kandang hewan.

Menurutnya, hewan ternak yang tertular penyakit mulut dan kuku (PMK) masih bisa dikonsumsikan, karena tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Tentunya dengan cara memasak yang betul, bahkan suhu panas perebusan daging hewan ternak harus lebih tinggi.

“Dagingnya tetap dapat dikonsumsi karena tidak menular pada manusia, sehingga hewan ternak tetap boleh disembelih saat Idul Adha. Saya rasa kalau kita berhati-hati dalam proses penyembelihan pasti tidak menyebabkan hewan lain tertular,” tuturnya. (APb)