Kunjungi RI, AS bawa Misi Pengembangan Bisnis Clean EDGE Asia

MUS • Tuesday, 7 Jun 2022 - 18:22 WIB

Jakarta - Pada 6 Juni kemarin, delegasi pejabat pemerintahan dan industri Amerika Serikat bertemu dengan pemimpin sektor publik dan swasta Indonesia, untuk mendiskusikan peluang perdagangan, mengejar kesepakatan investasi, dan menjajaki kebutuhan proyek, serta opsi pembiayaan ekspor saat kedua negara bersiap untuk mengatasi tantangan perubahan iklim di Asia Tenggara, sekaligus juga memberdayakan para pelaku bisnis dan pekerja di kedua sisi Pasifik.

Misi Pengembangan Bisnis Clean EDGE Asia adalah misi perdagangan AS pertama di Asia menyusul setelah diluncurkannya Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity, atau IPEF), yang merupakan salah satu prioritas utama Pemerintahan Biden-Haris guna memperkuat peranserta AS dengan 13 mitra regional yang memiliki pemikiran yang sama. Indonesia merupakan mitra pendiri IPEF.

Misi Administrasi Perdagangan Internasional (International Trade Administration) Departemen Perdagangan AS dipimpin oleh Wakil Asisten Menteri Pamela Phan. Ia didampingi oleh Direktur Badan Pembangunan dan Perdagangan AS (U.S. Trade and Development Agency) Enoh Ebong, perwakilan Export-Import Bank of the United States, dan eksekutif dari sejumlah bisnis AS dari sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan berteknologi canggih (smart grid), nuklir, dan gas alam cari (LNG).

“Amerika Serikat sangat menghargai kemitraan yang erat dan produktif dengan Indonesia. Sebagai negara demokrasi dengan jumlah populasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, negara kita sama-sama memiliki nilai-nilai demokratis yang kita junjung tinggi, dan kita juga sama-sama memiliki visi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dimana Indonesia menjadi pemimpin kunci.” ujar Phan pada saat upacara pembukaan.

Dalam sambutannya, Phan mengumumkan bahwa Layanan Komersial AS (U.S. Commercial Service) ITA akan meluncurkan program baru untuk mendukung kolaborasi sektor swasta AS saat Indonesia melanjutkan rencananya untuk membangun ibu kota baru yang pintar dan berkelanjutan, Nusantara.

Selagi tim ITA yang terdiri atas diplomat dan spesialis komersial mengatur dan memfasilitasi acara temu dagang antara perusahaan, pembeli, dan investor AS dan Indonesia, Phan bertemu dengan pejabat dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan Indonesia untuk menyampaikan pujian atas peran pemerintah Indonesia sebagai mitra pendiri IPEF. Ia juga mendiskusikan peluang-peluang lain yang terbuka bagi AS dan Indonesia untuk bermitra dalam energi bersih dan teknologi bersih.

"Partisipasi kami Export-Import Bank of the United States dalam perdagangan ini berlandaskan dukungan USTDA [Badan Pembangunan dan Perdagangan AS] terhadap lebih dari 100 proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Pembicaraan kuat yang kami dapatkan akan diwujudkan menjadi peluang baru bagi USTDA untuk mengembangkan infrastruktur cerdas iklim guna menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia, sementara mendukung pekerjaan di AS melalui ekspor barang dan jasa AS,” tambah Ebong. 

Phan dan Ebong juga mengadakan pertemuan dengan pemimpin sektor swasta terkemuka, termasuk yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia, dimana mereka bertemu dengan sejumlah pengusaha perempuan Indonesia terkemuka, untuk mendengar pengalaman mereka dan mendapatkan masukan tentang upaya-upaya lainnya yang dapat ditempuh pemerintah guna mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan. 

Lebih lanjut, Wakil Presiden Senior Christopher Day dari Export-Import Bank of the United States (EXIM) melakukan perjalanan dengan anggota delegasi, untuk mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan AS di Indonesia membantu mendorong pengembangan infrastruktur digital yang berkelanjutan dengan mengunjungi Pusat Data Princeton Digital Group di Bintaro, Banten. 

“EXIM memiliki sejarah panjang bekerja sama dengan Indonesia, dan kami menantikan mendiskusikan cara-cara EXIM dapat mendanai barang dan jasa AS yang mendukung energi bersih dan infrastruktur digital,” ujar Day.

Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim juga ikut hadir pada pagi hari untuk menyampaikan salam selamat sukses kepada delegasi AS dan rekan sejawat mereka dari Indonesia.

“Dengan peluncuran IPEF, ini merupakan misi perdagangan yang bersejarah, dan saya senang bisa bertemu dengan delegasi eksekutif bisnis AS ini, yang memahami potensi hebat yang ada di Indonesia,” ujar Dubes Kim. 

Pada Rabu (8/6/2022) mendatang, delegasi akan memulai misi kedua mereka di Hanoi, Vietnam.