PMK Meluas, PKS Nilai Kementan Terlalu Santai Hadapi Wabah

MUS • Tuesday, 24 May 2022 - 18:45 WIB

Jakarta - Anggota komisi IV DPR RI dari fraksi PKS, Slamet menilai pemerintah terlalu santai dalam menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal tersebut disampaikan Slamet dalam Program Unggulan Fraksi PKS Legislative Report di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, (24/05).

Menurut Slamet, respon Kementerian Pertanian terhadap meluasnya penyebaran PMK dinilai sangat santai padahal faktanya di lapangan terus terjadi peningkatan.

“Kementan dalam hal ini badan karantina sangat lemah dan menurut saya perlu di telusuri, apakah karena ada tekanan-tekanan di lapangan saat pengawasan atau betul-betul lemah secara teknis,” katanya di Jakarta, Selasa (24/05/2022).

Slamet menyampaikan bahwa sikap santai Kementerian Pertanian dalam menghadapi wabah PMK ini dapat menjadi bumerang bagi pemerintah bahkan berdampak sangat luas bagi masyarakat khususnya para peternak jika tidak segera dilakukan upaya preventif.

Politisi senior PKS ini mendorong Kementerian Pertanian segera melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam membatasi mobilitas hewan ternak yang terindikasi terinveksi virus.

Menurutnya, pemerintah daerah memiliki perangkat yang cukup hingga sampai pada tingkat atau level peternak kecil sehingga harus dilibatkan dalam pencegahan penyebaran virus PMK ini.

“Lakukan edukasi yang benar untuk para peternak kita, dan siapkan vaksin untuk jangka panjang,” tegasnya.

Lebih lanjut, Slamet mengatakan secara teori untuk mengatasi PMK harus di lakukan eradikasi (pemusnahan). Disinilah negara harus hadir dan menunjukkan keberpihakan kepada rakyat (peternak kecil). Pemerintah harus memberikan ganti rugi kepada para peternak kecil atau dicari skema-skema yang bisa meringankan beban rakyat kecil kita.

Selain itu, tambah dia, kecerobohan pemerintah dibawah kebijakan Presiden Jokowi mengubah asal impor dari berbasis negara menjadi berbasis zona. Dimana diizinkan bagi zona yang dinyatakan aman tapi belum dinyatakan aman secara keseluruhan di satu negara tersebut.

“Malaysia, India, Cina, dan Brazil ini setau saya negara yang belum bebas PMK. Sementara kran impor dari negara ini (khususnya) India cukup besar. Ditambah lemahnya karantina dan pengawasan di lapangan, maka klop lah kalo hari ini ada wabah PMK,” pungkasnya.