Pandemi Covid 19 Tidak Menurunkan Semangat Pelajar Internasional Untuk Belajar ke Belanda

ANP • Thursday, 14 Apr 2022 - 10:55 WIB

JAKARTA - Salah satu bukti keberhasilan internasionalisasi pendidikan di Belanda adalah, dari setiap 7 mahasiswa yang ada di Belanda, bisa dikatakan 1 orangnya merupakan mahasiswa asing. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Nuffic pada tanggal 12 April 2022, pada tahun akademik 2021-22, ada 115.068 mahasiswa internasional terdaftar di pendidikan tinggi negeri di Belanda. Jumlah ini meningkat 12,2% (12.507) dibanding tahun sebelumnya.

Sementara jika dilihat dari keragaman asal negara, dibandingkan dengan tahun ajaran 2019-2020 (sebelum pandemi), mahasiswa internasional di Belanda hanya berasal dari 163 negara, walaupun ada 27 negara yang menunjukan penurunan jumlah mahasiswanya di Belanda, namun di tahun ajaran 2021-2022 negara asal pelajar bertambah menjadi 168 negara.

Program studi yang paling banyak diminati mahasiswa internasional di universitas ilmu terapan (university of applied sciences) adalah bidang ekonomi (economics) sementara di universitas riset (research university) adalah bidang sosial (behavioural & social sciences). Bidang tehnik (engineering) serta bahasa dan budaya (language & culture) juga termasuk kedalam 3 bidang terfavorit di Belanda.

Menurut koordinator promosi pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari, walaupun sekarang Indonesia sudah tidak termasuk kedalam 10 negara terbesar yang mengirimkan pelajarnya ke Belanda, namun jumlah mahasiswa Indonesia yang berangkat studi ke Belanda tetap meningkat. “Tahun 2019 ada 1.413, tahun 2020 ada 1.448, dan tahun 2021 ada 1.522 pelajar asal Indonesia di Belanda. Dan angka tersebut hanya menghitung pelajar yang mengambil kuliah S1 dan S2 di Belanda.

Padahal banyak juga pelajar Indonesia yang mengambil short course atau mengikuti pertukaran pelajar ke Belanda. Penerima Anchorbeasiswa IISMA saja ada lebih dari 50 yang berangkat ke Belanda di tahun 2021, belum lagi menghitung yang sedang melakukan riset  di Belanda untuk mengambil gelar PhD”

Menurut Inty, yang melakukan riset untuk mengambil gelar PhD di Belanda biasanya mendapatkan visa kerja, oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai pelajar (visa studi) oleh imigrasi. Para peneliti itu biasanya mendapatkan gaji berdasarkan kontrak kerja dari institusi riset atau universitas riset.


PhD Recruitment
Inty menambahkan, “untuk membantu para peneliti yang mendapatkan beasiswa S3 dari pemerintah Indonesia dan ingin melakukan riset di Belanda, Nuffic Neso Indonesia rutin menyelenggarakan acara PhD recruitment, sejak tahun 2018. Diacara ini kami memfasilitasi agar para peneliti dapat mempresentasikan proposal penelitiannya dan berdiskusi dengan calon professor pembimbing”

Untuk tahun ini, kami akan menyelenggarakan dua kali PhD recruitment, pertama di awal Oktober, ini sifatnya global dan acaranya online. Di mana para peneliti Indonesia bersaing dengan para peneliti dari negara lain untuk bisa mendapatkan tempat penelitian di Belanda (juga pendanaanya). Yang kedua di akhir Oktober, untuk yang ini, rencananya interview akan diselenggarakan di Jakarta dan memprioritaskan bagi mereka yang sudah atau mempunyai peluang untuk mendapatkan beasiswa S3 dari pemerintah Indonesia. (ANP)