RUPST Sido Muncul 2022 Setujui Bagikan Dividen Rp1,14 triliun

MUS • Monday, 4 Apr 2022 - 12:00 WIB

Semarang - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) 2022 menyetujui penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 sebagai dividen tunai. 

Pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp1,14 triliun atau setara dengan Rp38 per lembar saham. Rasio pembayaran sebesar 90% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021. Dengan rincian sebesar Rp15,3 per lembar saham atau seluruhnya berjumlah Rp455,48 miliar yang telah didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen interim tunai pada 27 Agustus 2021. Sisanya sebesar Rp 22,7 per lembar saham atau seluruhnya berjumlah Rp681 miliar yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai dengan jadwal dan tata cara sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Pemodal yang masuk dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada penutupan perdagangan tanggal 11 April 2022 akan mendapatkan  dividen tunai sebesar Rp22,7 per lembar atau total pembayaran sebesar Rp681 miliar. Selanjutnya, perseroan akan membayarkan ke rekening dana nasabah pada tanggal 28 April 2022.

Pada agenda berikutnya, perseroan menetapkan susunan manajemen hingga RUPS tahun 2025 sebagai berikut: Direktur Utama David Hidayat, Direktur Irwan Hidayat, Direktur Darmadji Sidik, Direktur Leonard, Komisaris Utama Jonatha Sofyan Hidayat, Komisaris Johan Hidayat, Komisaris Sigit Hartojo Hadi Santoso, Komisaris Segara Utama, Komisaris Lindawati Gani dan Komisaris Mohammad Adib Khuimaidi.

Dalam RUPST yang berlangsung di Pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang Kamis (31/3) itu, pemegang saham juga menyetujui Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. 

Perseroan menunjuk Ernst & Young Indonesia yang akan memberikan jasa audit atas informasi keuangan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. RUPST juga menetapkan gaji dan tunjangan Dewan Komisaris untuk tahun 2022 dan memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan gaji dan tunjangan Direksi, serta mengangkat kembali seluruh anggota Komisaris dan Direksi.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan kinerja manajemen sangat menggembirakan dan kenaikan penjualan yang melebihi target yang telah ditetapkan, seiring dengan terjadinya lonjakan permintaan produk-produk herbal dan juga minuman kesehatan. 

Peningkatan penjualan itu, lanjutnya, juga karena strategi yang diterapkan berjalan secara efektif, hingga tren positif sepanjang 2021 menghasilkan pertumbuhan yang melebihi target yang diharapkan.

Menurutnya, melalui inisiatif strategis yang dijalankan, laju bisnis sepanjang 2021 berjalan dengan mulus, bahkan Sido Muncul pun semakin sigap menyikapi lonjakan permintaan yang terjadi hingga menuntut perseroan untuk gerak cepat supaya dapat memenuhi  permintaan pasar. 

Dengan dukungan fasilitas produksi yang modern dan distribusi yang tersebar luas, memungkinkan Sido Muncul untuk menjangkau pasar produk herbal keseluruh pelosok tanah air dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin di pasar jamu dan farmasi Indonesia melalui sejumlah produk unggulan yang telah beredar di seluruh Indonesia

Perusahaan Sido Muncul, tutur David, berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2021, penjualan naik 21% menjadi Rp4 triliun dan laba bersih tumbuh 35% menjadi Rp1,26 triliun, setelah manajemen menjalankan sejumlah strateginya dengan baik untuk terus berkembang dengan memanfaatkan katalis positif Covid-19.

“Dalam rangka meningkatkan efisiensi di bidang produksi, pemanfaatan industri 4.0 akan menekan biaya secara signifikan menjadi semakin murah. Bahkan ke depannya ditunjang hasil penerapan teknologi green house yang akan menunjang effisiensi pengadaan bahan baku,” ujar David. 

Selain itu, David menambahkan, kerja sama yang solid  antara Sales, marketing dan produksi sangat bagus, sehingga kegiatan marketing membuahkan peningkatan penjualan dan market share produk unggulan Sido Muncul.

David menuturkan segmen produk herbal & supplemen serta segmen minuman kesehatan mencatatkan lonjakan permintaan sepanjang 2021. Di mana, hingga semester II-2021 keduanya berkontribusi masing-masing sebesar 67% dan 30% dari total pendapatan perseroan. 

“Permintaan produk herbal kami seperti Tolak Angin Cair, Tolak Linu Cair, Esemag, Anak Sehat serta supplemen herbal lainnya yakni sambiloto, sari kunyit dan JSH dan beberapa produk lainnya mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa. Permintaan Vitamin C-1000 pun tak kalah mengalami lonjakan permintaan yang signifikan,” tutur David.

Perusahaan juga akan terus memperluas pasar ekspor dengan fokus ke Asia Tenggara (ASEAN),  Arab dan sekitarnya dan Nigeria serta negara-negara lannya di Afrika Barat (ECOWAS).  Kenaikan penjualan ekspor perseroan hampir 40% pada kuartal III tahun lalu. 

Pertumbuhan ekspor tersebut menandakan adanya pemulihan pasar ekspor yang sempat melemah akibat pandemi Covid-19. Eksekusi inisiatif strategis yang cepat dan tanpa henti akan dapat meningkatkan posisi produk perusahaan di pasar domestik dan internasional.

Pertumbuhan penjualan ekspor SIDO mencapai 86%. Hal ini karena adanya penjualan Nigeria dan Malaysia yang telah pulih serta dikontribusi oleh anak perusahaan PT Semarang Herbal Indoplant dari penjualan minyak esensial ke Eropa.

“Kami tetap konsisten menjalankan strategi bisnis yang telah teruji keberhasilannya, yaitu meluncurkan produk baru,  memperbaiki distribusi semua produk secara lebih merata, mengoptimalkan kinerja anak perusahaan yang bergerak dibidang ekstraksi dan atsiri serta meningkatkan kinerja di pasar ekspor,” ujar David. 

Perluasan distribusi dilakukan dengan memperluas cakupan outlet menjadi 150.000 pada tahun ini. Pada tahun lalu, jumlah outlet telah mencapai 135.000 outlet.

Perusahaan juga akan memperluas bisnis online dengan fokus utamanya memaksimalkan penjualan di marketplace dan media sosial. Ini juga bermanfaat untuk meningkatkan brand kesadaran portofolio produk suplemen herbal SIDO sebagai bagian dari strategi diversifikasi. (APb)