Indonesia Civil Society Forum (ICSF) 2022, Memajukan Demokrasi yang Inklusif di Indonesia

MUS • Wednesday, 30 Mar 2022 - 16:24 WIB

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menghadiri Indonesia Civil Society Forum (ICSF) 2022 yang bertemakan memajukan demokrasi yang inklusif di Indonesia. 

Muhadjir mengatakan, Indonesia merupakan negara yang masih berusia muda dalam menerapkan sistem demokrasi. 

“Tentu masih banyak hambatan dan tantangan namun kita tetap optimis akan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia,” ucap Muhadjir.

Muhadjir mengungkapkan, gotong royong sebagai kata kunci yang dijadikan pegangan dalam demokrasi, gotong royong merupakan salah satu wujud praktis demokrasi dimana masyarakat memiliki rasa solidaritas dan senasib sepenanggungan untuk mewujudkan kepentingan bersama.

Di era modern ini Indonesia sudah mendirikan dan membentuk sistem pemerintahan yang demokratis untuk menampung partisipasi semua elemen masyarakat.

“Dalam upaya menjunjung tinggi keadilan dan inklusivitas, sistem pemilihan umum kita membuka peluang bagi seluruh masyarakat untuk memilih dari jenjang paling bawah yaitu kepala desa, kemudian walikota, bupati, gubernur, dan puncaknya pemilihan presiden bahkan mereka bisa mencalonkan diri sendiri, setelah seorang pemimpin dipilih masyarakat masih diberi ruang untuk berperan dalam pembangunan dan turut menentukan arah kebijakan yang diprioritaskan,” kata Muhadjir.

Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India bahkan Indonesia dikenal sebagai negara islamic demokrasi terbesar yang mencoba mengkombinasikan nilai-nilai keislaman dan nilai demokrasi.

“Dengan begitu besar penduduk kita, tidak mungkin pemerintah menuntaskan pemberdayaan politik secara sendiri karena itu perlu pemberdayaan yang masif untuk membekali masyarakat dengan pemahaman dan pengetahuan yang memadai dan disini letak peran dari pentingnya organisasi sosial kemasyarakatan terutama mereka yang memfokuskan diri di dalam kemajuan demokrasi Indonesia,” jelasnya. 

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) merupakan sebuah gerakan untuk mempromosikan perubahan positif yang masif simultan di dalam pola pikir, sikap, dan tindak masyarakat. Tentu ini bukan hal yang mudah karena perubahan dapat terjadi jika individu menginginkannya. 

Dalam konteks ini organisasi masyarakat dapat berperan secara signifikan antara lain dengan mendorong perubahan positif dalam organisasinya dan lingkungan sekitar, disini letak pendekatan pentahelix yang diterapkan GNRM yang melibatkan lima kelompok strategis yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi perguruan tinggi, dunia usaha dan media. Semua harus bahu-membahu untuk melaksanakan langkah-langkah yang konkret dan masif untuk membangun Indonesia maju melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental. (Lif)