Bantu Anak Putus Sekolah, Kemendikbudristek Lanjutkan PKK dan PKW 2022

AKM • Wednesday, 30 Mar 2022 - 10:04 WIB

Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus membantu siswa yang  tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan .Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek meluncurkan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tahun 2022. Program itu akan memberikan bantuan, terutama kepada anak-anak Indonesia yang putus sekolah, untuk mendapatkan kesempatan meningkatkan kompetensi diri dalam berbagai kursus dan pelatihan sesuai minat.

“Pandemi bukan penghalang untuk tetap berupaya meningkatkan kualitas SDM muda di Indonesia. Kursus dan pelatihan yang sifatnya lebih fleksibel dan memiliki waktu belajar yang cepat namun efektif untuk mempersiapkan tenaga kerja atau calon-calon wirausaha justru sangat dibutuhkan saat ini," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Selasa (29/3/2022).

Karena itu, Wikan menerangkan, bantuan pemerintah melalui program PKK dan PKW tahun ini tetap diberikan agar upaya untuk mencetak tenaga-tenaga terampil vokasi tetap berjalan. Terlebih dengan kerja sama dengan dunia kerja serta sinergi antara industri dan pendidikan. Dengan demikian, kata dia, vokasi nantinya tidak hanya memenuhi keterampilan dasar sebagai tenaga kerja, namun juga memiliki keterampilan tambahan dan ahli di bidangnya.

Wikan kemudian menekankan kembali terciptanya ketautsesuaian atau link and match antara lulusan program vokasi dengan dunia usaha dunia industri (DUDI). Menurut dia, kurikulum dalam program PKK dibuat bersama dengan industri. Pengajar dilatih oleh pihak industri sehingga kompetensi lulusan dibangun bersama dalam satu ekosistem pembelajaran. Industri juga bertanggung jawab dalam penyerapan lulusan.

Sementara itu, program PKW turut melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan berbagai pemangku kepentingan yang relevan, termasuk pihak yang terkait dengan permodalan. "Kita lakukan betul sehingga ketika lulus PKW bukan hanya sertifikat tetapi bagaimana bisa benar-benar tetap atau konsisten bisnisnya. Ini yang harus kita kawal bersama," tutur Wikan.

Menurut pengisian data mandiri pada aplikasi PKK dan PKW pada program 2021, kedua program itu telah menunjukkan keterserapan peserta didik yang sangat baik pada dunia kerja dan wirausaha. Pada PKK, dari jumlah 63.689 peserta didik, total 87 persen terserap di dunia kerja, sebesar 47 persen, dan sedang magang, sebesar 40 persen. 

Sementara pada PKW, dari jumlah 22.437 peserta didik, terdapat 88 persen yang kemudian berwirausaha. Dengan begitu, Ditjen Diksi Kemendikbudristek menilai kedua program itu telah tepat sasaran dan diharapkan berdampak ke sektor-sektor lain sehingga pandemi bukan menjadi alasan untuk berhenti memberi harapan kepada anak-anak Indonesia agar tetap berusaha dengan meningkatkan kompetensi dirinya melalui kursus dan pelatihan.

"Meski pandemi memberikan tantangan bagi pemerintah untuk memberikan bantuan, namun program PKK dan PKW tahun ini tetap dialokasikan dengan target 39.896 peserta dan anggaran sebesar Rp 246 miliar,” jelas Pelaksana tugas Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto. 

Wartanto kemudian mempersilakan LKP dan pihak terkait lainnya untuk mendaftarkan lembaganya agar bisa membantu menyalurkan bantuan kepada anak-anak yang ingin mengikuti kursus dan pelatihan yang mereka minati. Pihaknya juga mempersilakan anak-anak di bawah 25 tahun yang tidak bisa melanjutkan pendidikan dan berstatus pengangguran untuk mengikuti program itu.

"Dengan mengakses informasi selengkapnya melalui laman Ayo Kursus," kata Wartanto.

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengatakan, PKK dan PKW merupakan opsi alternatif bagi generasi muda yang kesulitan untuk melanjutkan sekolah akibat faktor ekonomi sehingga mereka memilih bekerja atau berwirausaha. 

"Seiring dengan pandemi Covid-19 yang akan menjadi endemik, kita berharap program-program yang semacam ini yang lebih sangat kontekstual sesuai dengan kebutuhan di lapangan," ucap Huda.

Huda juga mendorong agar semakin banyak praktik baik kursus dan pelatihan yang diadaptasi dan dicangkokkan masyarakat sehingga model pendidikannya nanti akan makin efektif dan maksimal sesuai dengan kebutuhan DUDI.