Menlu AS: Kejahatan Perang Telah Dilakukan Pasukan Putin di Ukraina

MUS • Thursday, 24 Mar 2022 - 15:53 WIB

Jakarta - Sejak memilih untuk melancarkan perang yang tidak beralasan dan tidak adil, Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kekerasan tak henti-hentinya yang telah menyebabkan kematian dan kehancuran di seluruh Ukraina. 

Amerika Serikat telah melihat banyak laporan kredibel tentang serangan tanpa pandang bulu dan serangan yang sengaja menargetkan warga sipil, serta kekejaman lainnya. Pasukan Rusia telah menghancurkan gedung apartemen, sekolah, rumah sakit, infrastruktur penting, kendaraan sipil, pusat perbelanjaan, dan ambulans, menyebabkan ribuan warga sipil tak berdosa terbunuh atau terluka. 

Banyak tempat-tempat yang diserang oleh pasukan Rusia telah teridentifikasi secara jelas sebagai lokasi yang digunakan oleh warga sipil. Tempat tersebut termasuk rumah sakit bersalin Mariupol, sebagaimana ditegaskan oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dalam laporannya tanggal 11 Maret.

Aksi tersebut juga termasuk serangan yang menghantam teater Mariupol, yang sudah ditandai secara jelas dengan kata "дети" – yang dalam bahasa Rusia berarti "anak-anak" – dalam huruf besar yang bisa terlihat dari udara. 

Pasukan Putin menggunakan taktik yang sama di Grozny, Chechnya, dan Aleppo, Suriah, dimana mereka mengintensifkan pengeboman terhadap kota-kota guna mematahkan semangat rakyat. Upaya mereka untuk melakukannya di Ukraina sekali lagi mengejutkan dunia dan seperti yang telah dibuktikan oleh Presiden Zelenskyy. 

Memandikan rakyat Ukraina dengan darah dan air mata 

Tatkala pasukan ketika Rusia melanjutkan serangan-serangan brutal mereka setiap hari, jumlah warga sipil tak berdosa yang terbunuh dan terluka, termasuk perempuan dan anak-anak, juga meningkat. Pada 22 Maret, para pejabat di Mariupol yang terkepung mengatakan bahwa lebih dari 2.400 warga sipil tewas di kota tersebut. 

Di samping kehancuran Mariupol, PBB telah secara resmi mengonfirmasikan lebih dari 2.500 korban sipil, termasuk yang tewas dan terluka, dan menekankan bahwa jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Pekan lalu, Menlu AS Antony Blinken mengulang kembali pernyataan Presiden Biden, berdasarkan laporan yang tak terhitung jumlahnya dan gambar-gambar kerusakan serta penderitaan yang telah dilihat semua, kejahatan perang telah dilakukan oleh pasukan Putin di Ukraina. 

"Saya kemudian mencatat bahwa penargetan yang disengaja terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang. Saya menegaskan bahwa Departemen Luar Negeri AS dan pakar pemerintah AS lainnya sedang mendokumentasikan dan menilai potensi kejahatan perang di Ukraina," Ucap Menlu AS, Antony Blinken. 

Hari ini, Antony umumkan bahwa, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pemerintah AS menilai bahwa anggota pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

"Penilaian kami didasarkan pada tinjauan yang cermat terhadap informasi yang tersedia dari publik dan sumber intelijen. Seperti halnya dugaan kejahatan, pengadilan dengan yurisdiksi atas kejahatan tersebut pada akhirnya bertanggung jawab untuk menentukan kesalahan secara pidana dalam kasus-kasus tertentu," tambahnya. 

Pemerintah AS akan terus melacak laporan kejahatan perang dan akan membagikan informasi yang dikumpulkan dengan sekutu, mitra, serta lembaga dan organisasi internasional, sebagaimana mestinya. As berkomitmen untuk mengejar pertanggungjawaban dengan menggunakan setiap medium yang tersedia, termasuk penuntutan secara pidana.