APCASI: Cangkang Sawit Menguntungkan Negara

FAZ • Thursday, 17 Mar 2022 - 16:58 WIB

Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) Dikki Akhmar mengatakan, cangkang sawit Indonesia diminati oleh banyak negara karena karakteristik nya yang tebal. Sementara karakteristik cangkang sawit dari negara lain yang juga eksportir seperti Malaysia memiliki karakteristik yang tipis.

“Cangkang sawit Indonesia lebih baik dibandingkan dengan milik negara tetangga, Indonesia menghasilkan cangkang dengan kualitas baik 60-70 persen berkualitas tebal atau disebut kualitas dura, Sementara di negara lain seperti Malaysia itu semua produknya adalah tenera, yang lebih tipis cangkangnya,” kata Dikki kepada radio MNC Trijaya dalam program The Leader "Tarik Menarik Kebutuhan Cangkang Sawit", Kamis (10/3/2022).

Dikki menyebutkan, bahwa cangkang sawit Indonesia menguntungkan negara dan memiliki potensi yang sangat besar terhadap pasar internasional.

“Cangkang sawit Indonesia sudah memproduksi 10-12jt ton per tahun dan saat ini cangkang sawit sudah mencapai 2,5jt ton untuk ekspor, kita sudah memberikan kontribusi devisa negara kurang lebih 3,4 triliun per tahun, kontribusi terhadap APBN sudah memberikan kontribusi sebesar 1,1 triliun dari pajak yang kami bayarkan kepada negara, potensi lainnya memberikan sumbangan terhadap sustainable sawit sekitar 106,5 miliar per tahun,” ucapnya

Ketua APCASI tersebut menuturkan, hambatan cangkang sawit justru terjadi di dalam negeri, seperti masalah regulasi dengan dibebani pajak ekspor yang tinggi dan high cost.

“Hambatan justru terjadi di dalam negeri kita masih dibebani oleh pajak ekspor tinggi tahun lalu, baru Februari tahun ini pemerintah dengan bijaksana menurunkan 50% pajak ekspor,” imbuhnya.

Dikki menerangkan bahwa sudah melakukan berbagai langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh cangkang sawit Indonesia, seperti bernegosiasi untuk membuat indeks harga cangkang sawit untuk membuat menjadi komoditi internasional dan berkomunikasi dengan pemerintah untuk mengubah masalah regulasi.

“Saat ini cangkang sawit sudah mempunyai indeks harga internasional setelah hasil negosiasi yang panjang selama dua tahun,” ungkapnya.

Dikki juga meminta kepada pemerintah untuk mengikutsertakan stakeholder dalam membuat peraturan tentang cangkang sawit.

“Kita seharusnya sebagai stakeholder harus dilibatkan dalam pembuatan peraturan,” pungkasnya. (Lif)