JAKARTA -- Pemerhati ekonomi sirkular dari Nusantara Circular Economy & Sustainability Initiatives (NCESI), Yusra Abdi, mendesak industri besar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), utamanya Danone-Aqua, lebih membuka diri dan antusias menyambut keinginan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar air galon yang beredar luas di Indonesia bebas dari risiko Bisfenol A (BPA)—bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker dan kemandulan.
"Sebagai perusahaan air kemasan terbesar, Danone-Aqua semestinya bersuara langsung dan tak lagi berlindung di balik Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin)," katanya.
Menurut Yusra, kencangnya penentangan Aspadin atas rancangan peraturan pelabelan risiko BPA—kini dalam proses akhir pengesahan di Sekretariat Kabinet—malah memunculkan kesan industri AMDK tak mau tunduk pada pemerintah dan bahkan ingin menjegal inisiatif BPOM.
"Aneka pernyataan Aspadin sejauh ini sangat frontal dan mengesankan inisiatif BPOM terkait pelabelan risiko BPA sebagai "vonis mati" bagi industri AMDK, meski faktanya jauh dari itu," katanya.
Selain itu, Yusra mendesak Danone-Aqua terbuka ke publik ihwal langkah perusahaan memasarkan galon berbahan Polyethylene Terephthalate (PET), plastik lunak yang bebas BPA, di sejumlah daerah di Indonesia.
"Bila benar, langkah ini sifatnya mengakomodir keinginan BPOM dan sangat positif untuk publik, namun sayangnya tak disertai dengan keterbukaan yang semestinya," ujar Yusra, merujuk kabar peredaran air minum galon berbahan PET, kerap juga disingkat PETE, di Bali dan Manado.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia, Saut Marpaung, menyebut Danone-Aqua telah memasarkan air minum galon berbahan plastik lunak PET di sejumlah daerah.
"Aqua sudah memakai galon berjenis PET di Bali dan di Manado, sebelumnya hanya pakai satu jenis saja, polikarbonat, yang mengandung aditif BPA," kata Saut via Twitter pada 12 Maret.
Saut bilang, bahan campuran BPA menjadikan galon plastik keras polikbonat lebih kuat dan tahan lama dibandingkan galon yang menggunakan plastik lunak PET. Dalam tweet lanjutan, Saut memperlihatkan foto dan sebuah rekaman video pendek yang dia gambarkan sebagai "limbah kemasan galon merek AQUA jenis PET di sebuah pengepul sampah di Kecamatan Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur". Limbah Aqua sekitar 50 ton itu sedang ditawarkan untuk dijual sebagai material daur ulang, katanya.