JAYAPATRA: Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa

MUS • Monday, 7 Mar 2022 - 14:46 WIB

Yogyakarta - Sepuluh tahun Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi catatan penting bagi refleksi perjuangan DIY dalam mendukung pemerintahan nasional. Diketahui dalam sejarah bahwa pernyataan Bangsa Indonesia melalui proklamasi menjadi titik balik dari perjuangan baru. Tidak hanya mengenai ‘pemindahan’ kekuasaan, melainkan perubahan peta politik yang begitu berwarna. Kala itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX melalui Amanat 5 September 1945 mendukung penuh pemerintahan dari sebuah negara baru yang dikenal sebagai Indonesia. 

Rentetan momentum perjuangan terus terjadi, mulai dengan pemindahan ibu kota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat menjadi mozaik yang tidak dapat dielakkan. Sementara itu, peran keraton dan masyarakat Yogyakarta dalam dinamika politik nasional tidak dapat dipungkiri.

Dedikasi Yogyakarta kepada nasional tidak dapat diukur dari Amanat 5 September 1945, namun peran-peran vital telah diwujudkan dalam berbagai hal. Pada bidang pendidikan, Keraton Yogyakarta merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan, kemudian berkembang menjadi sekolah-sekolah partikelir dan Hollandsch Inlandsche School. Di sisi lain peran sultan dalam politik praktis menjadi catatan sejarah penting dari Yogyakarta untuk bangsa. Potret pisowanan ageng pada tahun 1998 menjadi data yang tidak dapat dinafikkan sebagai upaya Yogyakarta menjaga keutuhan Republik Indonesia.

Pelbagai rekaman sejarah tersebut kemudian dikemas dalam agenda Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem ke-33 tahun, bertajuk Jayapatra: Dedikasi Yogyakarta bagi Bangsa. Dalam definisi Bahasa Jawa, /jayapatra/ berarti lembar kemenangan. Perihal ini merujuk pada semangat juang dari para negarawan dalam menjaga kedaulatan republik. Lembar-lembar dedikasi Yogyakarta untuk Indonesia kemudian hadir dalam simposium internasional dan pameran yang akan digelar antara 7 Maret – 12 Juni 2022. 

Pameran ini menjadi upaya menarik kembali sejarah panjang Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang memiliki pengaruh atas kelahiran republik. Momentum ini menjadi sarana refleksi atas perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan sekaligus mengejawantahkan berbagai praktik dalam menjaga kemerdekaan. Selamat menjadi bagian dari memorabilia perjuangan Yogyakarta dalam menjaga kedaulatan Indonesia. (Ron)