Pemprov Jatim Gelontor Jutaan Liter Migor Ke Pasar, Warga tak Rasakan Manfaatnya

MUS • Monday, 7 Mar 2022 - 14:44 WIB

Surabaya - Ketersediaan dan kestabilan harga minyak goreng di Provinsi Jawa Timur masih menjadi persoalan yang serius. Meski selama tiga hari berturut-turut (4-6/3), Pemprov Jatim mengguyur sebanyak 2,7 juta liter minyak goreng, baik curah dan premium ke pasar-pasar tradisional. Namun fakta di lapangan minya goreng masih sulit didapatkan masyarakat. 

Pasar tradisional maupun mini market kosong. Kalaupun ada harganya selangit dengan kisaran perliternya di atas Rp. 17.000.

Widayati salah satu pedagang di Pasar Larangan Sidoarjo menyampaikan bahwa sangat sulit untuk bisa mendapatkan minyak goreng, bahkan distributor yang ada di pasar juga tidak terlihat.

"Sangat sulit minyak goreng saat ini. Hampir sepekan kosong. Kalaupun ada hargany mahal," ujar Widayati.

Terkait jutaan liter  yang digerojok oleh Pemprov Jatim ke berbagai daerah, Widayati mengaku tidak tahu.

"Tidak pernah ada info terkait hal itu mas. Bisa jadi langsung ke masyarakat," lanjut Wida yati.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah menjelaskan, pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan tidak langsung menyasar para konsumen. Cara ini bertujuan turut membantu para pedagang pasar tradisional yang juga mengalami kesulitan mencari pasokan minyak goreng dengan harga wajar.

Sayangnya kebijakan Khofifah tidak dirasakan oleh para pedagang. Mereka tetap kesulitn mendapatkan minyak goreng. 

"Harusnya ada pengawasan dan pemberitahuan sehingga kita bisa mendapatkan dan tidak dikuasai kelompok tertentu, "lanjut Widayati.

Hal yang sama juga disampaikan Ibu Yuli. Ibu rumah tangga yang tinggal di  Wonokromo ini mengaku pusing, karena tidak menemukan minyak goreng sama sekali. Baru hari minggu kemarin dirinya mendapatkan minyak goreng dari Pemkot Surabaya dalam rangka Hari Jadi Satpol PP.

"Sudah sepekan mas tidak dapatkan minyak goreng. Kemarin aja alhamdulilah dapat dari Pemkot Surabaya," ujar ibu 3 anak ini. 

Terkait program minyak goreng dari Pemprov Jatim, Yuli mengaku tidak pernah tahu dan mendapatkan barangnya 

"Harusnya orang seperti kita menjadi prioritas. Hidup pas-pasan dan sulit, ditambahi barang barang sulit didapatkan kayak minyak ini," pungkas Yuli yang juga pedagang gorengan ini. (Her)