Trailer Perdana Telah Dirilis, Film Elvis Dijadwalkan Tayang Juni 2022

MUS • Friday, 18 Feb 2022 - 07:44 WIB

Trailer berjudul Baz Luhrmann's "Elvis" dirilis perdana oleh Warner Bros. Pictures, Jumat (18/2/2022), menandai semakin dekatnya penayangan di bioskop secara internasional, yang dijadwalkan pada Juni 2022. 

Setelah melewati proses produksi selama 3 tahun termasuk dalam masa pandemi Covid-19, sineas Baz Luhrmann seolah mengundang seluruh penonton untuk memasuki kehidupan legenda, ikon budaya, dan bintang rock n roll, Elvis Presley. 

Tak ingin terjebak pada istilah biopic atau biografi, sutradara Luhrmann menyebut "Elvis" sebagai eksplorasi atas ide yang lebih besar, yaitu kehidupan di Amerika Serikat, saat Elvis meraih sukses. 

"Biopic itu memang keren tetapi seperti film "Amadeus", bukan soal Mozart tetapi tentang kecemburuan," jelas Luhrmann dalam konferensi pers virtual terbatas, yang diikuti mnctrijaya.com.

Sebagai penggemar, kesukaannya terhadap sang idola bukanlah semata-mata alasan sepenuhnya mengangkat sosok Elvis ke layar lebar.

"Sebenarnya di era modern ini, kehidupan Elvis menjadi kanvas yang sangat baik, untuk mengekplorasi kehidupan Amerika di era 50 60an 70an," katanya. 

Kehidupan 42 tahun penuh cerita bahkan mitos seputar Elvis, dinilai telah menjadi 3 fase luar biasa secara budaya dan sosial, pada era tersebut. "Itulah kanvas untuk mengeksplorasi Amerika," tutur Baz. 

Dalam trailer, masa awal karier Elvis digambarkan dipengaruhi pertunjukkan keliling 'black music' di bawah tenda, yang dibawa Elvis selanjutnya, dalam panggung rock n roll di depan remaja kulit putih. 

Kehebohan para penggemar perempuan yang berteriak histeris, menjadi bagian tak terpisahkan di sepanjang performa Elvis. "Fenomena baru ini dicetuskan oleh remaja. Kenapa? Karena mereka punya uang, mereka punya radio," ucap Baz. 

Untuk membayangkannya, radio masa lalu mirip dengan media sosial masa kini. Remaja mendengarkan 'black music' di radio, dan dari sanalah lahir 'crossover' yang membentuk Elvis, yang diperankan aktor Austin Butler.

Keputusan Butler menerima peran seorang superstar ini didasari kesempatan untuk mengggali kemanusiaan, dari seseorang yang memeliki tempat tersendiri di hati publik. "Elvis telah menjadi ikon dan juga status manusia super. Jadi menggali dan mempelajarinya selama bertahun-tahun sekarang, menjadi kebahagiaan di sepanjang hidup saya," cerita Austin. 

Dalam cuplikan adegan, Austin tampil memukau dan meyakinkan, beradu akting dengan Tom Hanks sebagai manajer Elvis, Kolonel Tom Parker. Sekitar setahun sebelum 'shooting', Austin mengaku rutin berlatih melatih suara, dialek, agar semua ekspresinya mampu menyamai Elvis.

Meski begitu, Austin menyatakan, "Tetapi pada akhirnya yang terpenting adalah hidup Elvis itu sendiri, hati, dan passion-nya. Saya harus bermain lepas  dari kendala tersebut, dan menghidupkannya sehidup mungkin." 

Perjalanan Elvis kembali ke jatidirinya. Dalam trailer tergambarkan, siapa diri Elvis sebenarnya, lebih dari rock n roll, melainkan musik gospel. Austin menghidupkan sisi spiritual dari sosok Elvis.

Sutradara Baz Luhrmann pun mengakui satu hal yang baru diketahuinya, bahwa Elvis sangatlah spiritual. "Elvis adalah manusia spiritual," tegas Baz.

Meski setting "Elvis" berlangsung dari Tupelo Mississippi sampai Graceland, Memphis Tennessee AS, pengambilan gambar utama pada “Elvis” berlangsung di Queensland, Australia dengan dukungan dari Pemerintah Queensland, Screen Queensland dan program Producer Offset dari Pemerintah Australia.

Ceritanya tentang kehidupan bermusik Elvis Presley (Austin Butler, yang pernah berlakon dalam Once Upon a Time in Hollywood), dalam relasi rumit dengan manajer yang yang penuh teka-teki, Kolonel Tom Parker (aktor kawakan Tom Hanks). 

Kompleksnya hubungan Elvis dan Kolonel Tom Parker berlangsung selama lebih dari 20 tahun, dari kebangkitan Presley hingga ketenaran yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan latar belakang budaya mutakhir dan hilangnya kepolosan di Amerika. Inti dari perjalanan itu adalah salah satu orang paling signifikan dan berpengaruh dalam kehidupan Elvis, Priscilla Presley (Olivia DeJonge).

Cerita dan naskah juga dikerjakan sutradara Baz Luhrmann, yang juga pernah mengarahkan William Shakespeare's Romeo + Juliet (1996), Moulin Rouge! (2001), dan The Great Gatsby (2013). 

Sembari menanti penayangan di bioskop pertengahan tahun ini, sang sutradara mengajak kita menyaksikan trailer, yang dijamin akan membuat bergoyang atau minimal terngiang "Jailhouse Rock", "Heartbreak Hotel", dan "Unchained Melody". Oh, my love, my darling... (MAR)