Korban Kebakaran Relokasi Pasar Johar Diundang Wali Kota Semarang Untuk Dialog di Balai Kota, Ini yang Dibahas

MUS • Friday, 11 Feb 2022 - 16:22 WIB

Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menggelar rapat koordinasi penanganan pedagang korban kebakaran relokasi pasar Johar MAJT di Balai Kota Semarang . Dalam kesempatan tersebut, perwakilan koordinator pertokoan Pasar Johar relokasi MAJT, Simon menegaskan, jika ada 393 pedagang yang menjadi korban kebakaran, yang kemudian dirinya meminta adanya perhatian khusus dari Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.

“Dari 393 pedagang yang menjadi korban, 263 pedagang sudah punya izin untuk bisa segera menempati Pasar Johar, 130 pedagang belum, dan akan direlokasi di sekitar Pasar Kanjengan ke sebanyak 130 lapak, dengan masing-masing lapak luasnya 1.5 x 2 meter persegi. Untuk beban pedagang sebanyak 393 ini kami mohon Pak Wali bisa membantu pedagang,” tutur Simon.

Menanggapi apa yang telah disampaikan Simon selaku perwakilan pedagang, Hendi pun meyakinkan Pemerintah Kota Semarang akan berkomitmen untuk memberi perhatian pada pedagang yang menjadi korban kebakaran.
Salah satunya terkait tempat relokasi untuk 130 pedagang yang belum dapat menempati Pasar Johar.

Pasalnya, pedagang yang terkena musibah kebakaran itu sebagian besar merupakan pedagang Dasaran Terbuka (DT), yang masih harus menunggu renovasi Shopping Center Johar (SCJ).

“Jadi maksimal 1 Maret sudah bisa masuk. Sebanyak 130 pedagang yang belum dapat undian tadi ada di lapak sementara,” ungkap Wali Kota Semarang tersebut.

“Karena merupakan kejadian insidental, maka pembangunan tempat relokasi akan menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT) yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang,” lanjut Hendi.

Di sisi lain, Hendi juga menekankan terus mengawal proses bantuan yang akan diberikan kepada para pedagang korban kebakaran pasar relokasi Johar di MAJT. Sehingga dalam kesempatan rapat koordinasi tersebut dirinya sekaligus memastikan adanya bantuan yang akan segera diberikan kepada pedagang.

“Kita sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang termasuk Bank Jateng dengan CSR-nya sampai Rp 1 miliar, dari PDAM ada Rp 350 juta, ada juga bantuan CSR dari salah satu perusda di provinsi Jawa Tengah, SPHCT sebanyak Rp 150 juta. Mungkin memang tidak banyak, namun saya sampaikan bahwa ini adalah tanda tresno kita supaya panjenengan bisa memulai berjualan lagi,” tutur Hendi di hadapan para pedagang.

Dirinya menekankan soal transparansi sehingga nantinya bantuan yang diberikan akan dikirim ke rekening Bank Jateng yang dimiliki masing-masing pedagang.

“Bagi yang sudah memiliki rekening Bank Jateng kumpulkan ke Pak Nurkholis (Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang), bagi yang belum silakan hari ini atau besok buka rekening di Bank Jateng. Bantuan tambahan lainnya yaitu bantuan kredit yang bisa dipakai teman-teman untuk menambah modal kerjanya,” terang Hendi.

Selain itu untuk skema bantuan permodalan, Hendi menyebutkan Bank Jateng telah menyiapkan skema kredit milenial, dengan syarat antara lain berusia 21 tahun hingga 45 tahun, memiliki KTP, dan kios di Pasar Johar, serta tidak memiliki pinjaman di bank lain untuk modal kerja. Sedangkan skema lain yang ditawarkan oleh Bank Jateng adalah pinjaman sampai dengan Rp 500 juta, serta skema kredit lain yang umum. (Khr)