Menjaga Asa, Kreatifitas Seni Musik di Tengah Pandemi

MUS • Tuesday, 8 Feb 2022 - 23:47 WIB

Semarang - Industri musik merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mengalami tekanan selama pandemi Covid. 

Aktivitas seni menjadi salah satu kegiatan yang terhambat akibat pandemi virus Covid-19. Pada awal pandemi, seniman memanfaatkan media digital untuk tetap dapat melakukan aktivitas kesenian seperti pameran, konser musik, pertujukkan seni dan kegiatan lainnya untuk dapat diakses dan dinikmati secara virtual.

Dengan begitu para penggiat seni dapat terus terhubung dengan publik. Melihat keadaan saat ini semakin membaik, para seniman dapat bangkit kembali dan melakukan aktivitas seni secara langsung.

Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto memberikan dukungan dan apresiasi kepada musisi dan seniman, untuk bangkit dan maju di tengah menurunnya pandemi Covid-19.

“Ini adalah prestasi yang membanggakan, terutama pada masa pandemi Covid-19. Para pekerja seni dan budaya masih tetap memiliki karya dan ide yang sangat kuat sekali,” ujarnya saat dialog Trijaya Primetopic yang mengangkat tema ‘Ekonomi Kreatif Wadah Seni Musik Anak Muda’ yang digelar di Lot 28, Jl Singosari Semarang, Sabtu (5/2).

Selain Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto dialog itu juga menghadirkan narasumber Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi dan Sella Good Pelaku Ekonomi Kreatif.

Yudi berpesan, agar kegiatan seni musik tidak berhenti sampai di sini saja tetapi menjadi kegiatan yang rutin, dengan menunjukkan setiap cipta, karya, ide, kreasi, dari para pekerja seni bisa diberikan fasilitas yang baik, dan tempat yang baik.

“Ini dilakukan untuk menambah stimulan kepada mereka untuk tetap berkarya, di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.

Menurutnya, pelaku dan produk musik atau lagu dari para pemusik Jateng sebenarnya sudah diakui di level nasional. Salah satunya contoh yang adalah Hendra Kumbara.

Yudi menambahkan, musisi pencipta lagu “Dalan Liyane” juga begitu diterima di kalangan milenial saat ini. Bahkan lagu-lagunya juga trending melalui streaming Youtube.

“Hendra adalah salah satu contoh yang berhasil. Namun, ada juga musisi Jateng yang lebih memilih menggunakan payung di luar Jateng dengan berpindah ke Yogyakarta. Ini saya kira menjadi PR dari pemerintah agar merangkul dan memberikan sesuatu yang menarik bagi musisi Jateng,” ujar Yudi.

Sementara itu, pada diskusi yang juga disiarkan langsung oleh RDI Pandanaran Semarang, Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi akan terus mendukung aktivitas pekerja seni dan musisi dalam berkreativitas meski masih menghadapi pandemi Covid-19.

Hal ini penting, tutur Sinoeng, bagi kelangsungan kehidupan para pekerja seni dan musisi yang terkena imbas yang besar akibat pandemi Covid-19.

“Kami dari Disporapar Jateng terus berupaya untuk tetap mendukung kegiatan yang mengikutsertakan pekerja seni dan musisi terdampak akibat Covid-19. Melalui berbagai kegiatan, kita bisa menyusun langkah bagaimana menyelamatkan dunia musik dan seni dari keterpurukan. Pandemi ini mengajarkan kita, benar menjadi salah satu peringatan. Memaksa kita untuk berubah, memaksa kita untuk berkolaborasi, bersama dalam bermusik. Tak hanya satu yang menonjol tapi semua bersama-sama untuk bangkit,” tutur Sinoeng.

Menurutnya, para musisi dan pelaku seni musik harus dapat mengikuti segmen yang lagi marak, terutama yang digemari kalangan anak muda sehingga karya-karyanya dapat diterimia oleh masyarakat.

Para seni musik, tutur Sinoeng, juga harus lebih kreatif dan berkolaborasi dengan manfaatkan tehnologi digital, seperti menggelar konser streaming di media sosial. Meski saat ini tidak banyak musisi yang bisa melakukannya dengan menghadirkan nilai komersial itu.

“Ada beberapa grup musik yang melakukan konser live streaming selama pandemi. Ini bentuk kreativitas yang harus didukung, tapi masih jauh dari harapan agar musisi kita dapat menghasilkan nilai komersial dan hasil karya-kara mereka tidak dapat diterima para penggemarnya,” ujar Sinoeng.

Ini penting, lanjutnya,  untuk menjaga kelanggengan masa depan dunia hiburan dan seni. Jangan sampai mereka berkarya tapi tidak dihargai, jadi perlu adanya literatur yang jelas bagaimana musisi bisa berkarya namun memperoleh penghasilan demi kelangsungan hidupnya.

Dialog yang dipandu moderator Advianto Prasetyobudi itu juga bertujuan juga mendorong kreativitas anak-anak muda dan pelaku seni dari Jateng.

Senada Sella Good Pelaku Ekonomi Kreatif mengatakan para pelaku industri kreatif, musik, dan seni lainnya masih mampu bertahan selama pandemi Covid-19. Mereka justru dituntut untuk lebih kreatif dan tak kehilangan ide.

Dengan dunia digital, lanjutnya, justru membuat mereka mampu bertahan, meski sempat jatuh bangun di awal pandemi. Bagaimana perjuangan pelaku industri kreatif, termasuk seni musik akhirnya bangkit selama pandemi.

“Saya yakin dengan era digitalisasi sekarang ini, industri musik, terbiasa mengkolaborasikan secara digital, itu akan optimal asal ada ruang dan dukungan pemerintah yang luar biasa dan kami mendorong pemerintah agar mendukung pelaku ekonomi kreatif di wilayah masing-masing,” tuturnya.

Perbaikan perekonomian masyarakat mesti dilakukan dan terus dijaga momentumnya. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan harus tetap mengacu pada protokol kesehatan dan diawali dengan rapid antigen.

Dia menambahkan seni kreatif dan musik menjadi salah satu industri yang saat ini seksi dan menjanjikan. Namun, pelaku seni harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan mendongkrak atau memasarkan produk-produk yang telah dihasilkan.

“Kondisi pandemi membuat semua sektor mengubah strategi. termasuk di dunia seni musik, harus pintar dan jeli memanfaatkan teknologi,” ujarnya.