Wali Kota Semarang Soroti Mal yang tak Tertib Terapkan Peduli Lindungi

MUS • Tuesday, 8 Feb 2022 - 11:17 WIB

Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyoroti tentang laporan adanya mal di Kota Semarang yang tak tertib menerapkan kebijakan skan Peduli Lindungi pada pengunjung.

Menurut Hendi, kebanyakan sekarang kita boleh masuk mal tanpa Peduli Lindungi. Nantinya Pemkot Semarang beserta Satpol PP , TNI , Polri  akan mencek langsung di lokasi , dan nanti akan ditertibkan kembali. 

Hal itu dilakukan sebagai upaya menekan lonjakan ketiga kasus Covid-19 di Kota Semarang. Tak hanya akan menggiatkan operasi yustisi pada pusat perbelanjaan di Kota Semarang, Hendipun mengungkapkan upaya penegakan prokses hingga ke tingkat kelurahan. 

Wali Kota Semarang meyakini, penegakan prokes menjadi salah satu cara efektif dalam memutus mata rantai Covid-19.

“Di bulan Januari sempet agak kendor, maka dari sekarang saya memastikan teman-teman di tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan akan kembali fokus,” ungkap Hendi.

Sementara itu, di dalam lingkungan Pemerintah Kota Semarang sendiri, Hendi menyebut telah mengeluarkan larangan bagi pejabat dan seluruh ASN untuk melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Adapun untuk kunjungan kerja ke luar kota, Hendi menekankan juga melakukan pembatasan.

“Untuk kawan-kawan pemkot, satu, tidak boleh ada kunjungan ke luar negeri, yang kedua tidak boleh ada rombongan besar yang melakukan kunjungan kerja ke luar daerah, cukup rombongan kecil, dan itu saja untuk yang sifatnya penting,” pungkas Hendi.

Di sisi lain, terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Semarang, Hendi meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tidak panik. Pasalnya, dalam pengamatannya varian Omicron tidak sedahsyat varian Delta.

Dia menuturkan meski kasus Covid meningkat, namun tingkat keterisian isolasi terpusat dan rumah sakit belum seperti saat Kota Semarang menghadapi varian Delta. Ditambah lagi dirinya belum mendapat laporan terkait adanya kasus meninggal dunia karena varian Omicron.

“Bedanya begini, memang angkanya naik kenceng, tapi kalau dibandingkan varian Delta, tingkat keterisian rumah sakit dan isoternya tidak seperti pada saat varian Delta,” terang Hendi.

“Prinsipnya angka memang semakin naik, tapi belum sedahsyat varian Delta, termasuk angka kematiannya. Di Semarang sendiri saat ini sudah ada dua kasus meninggal, tapi itu karena varian delta, lansia, dan komorbid,” paparnya. (Khr)