Laksanakan Instruksi Presiden Terkait EBT, PLTU Paiton Tingkatkan Rasio Co-Firing Batu Bara

MUS • Monday, 7 Feb 2022 - 08:50 WIB

Probolinggo - PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) terus melakuan inovasi dalam upaya  meningkatkan rasio co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara  di PLTU Paiton 1 dan 2 di Probolinggo, Jawa Timur sebagai upaya mendorong rasio energi baru terbarukan (EBT) dalam produksi listrik di Indonesia.

Pelaksana Harian General Manager UP Paiton 1 - 2, Anggoro Hadi Novianto menyampaikan, co-firing di pembangkit listrik Paiton adalah melakukan substitusi dari batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa dari  saw dust atau serbuk kayu ( Grajen )

Anggoro juga menjelaskan sejak komersialisasi pertama pada Juni 2020, rasio biomassa hanya mencapai 0,41 persen dan kini sudah mendekati target bauran 5 persen atau sekitar 4,4 persen dari total kapasitas input pembangkit sebesar 275 ribu ton.

"Kami dorong terus hingga mendekati 20 persen, namun kami masih meneliti penggunaan biomassa serbuk kayu tersebut. Dan jika berhasil, saya percaya bahwa di masa depan dua pembangkit dengan kapasitas 2x400 mega watt (MW) itu bisa beroperasi menggunakan 100 persen biomassa sebelum 2035," ujar Anggoro 

Anggoro juga mengatakan PT PJB merupakan pelopor komersialisasi co-firing biomassa dengan menggunakan sawdust (serbuk kayu). Karena itu, PJB terus berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam bidang tersebut.

Untuk serbuk kayu, kata dia, didapat dari wilayah Probolinggo, Bondowoso, Jember dan Lumajang. Namun, PJB juga terus berupaya mencari sumber biomassa lain. Salah satunya, dengan mencoba penanaman pohon kaliandra yang saat ini sudah mencoba menanam 20 ribu pohon kaliandra sebagai proyek percontohan.

"Kalau proyek ini berhasil, kami bisa menciptakan ekosistem suplai chain untuk bahan bakar alternatif di PLTU kami," lanjut Anggoro Hadi.

Sementara itu, upaya peningkatan co-firing sejalan dengan upaya PJB mendukung isu strategis global untuk memenuhi Paris Agreement dan juga mendukung transformasi PLN pada pilar hijau.

Sejak go-live, co-firing PLU Paiton 1-2 telah berkontribusi terhadap pencapaian EBT sebanyak 7,4 MW tanpa belanja modal atau setara 16,14 juta kWh.

"Dengan mengganti sumber energi dari batubara menjadi biomassa, harusnya kami masih bisa beroperasi karena masuk kategori EBT," pungkas Anggoro.