Omicron Mengancam, Wali Kota Surabaya Perketat Prokes Termasuk PTM 50 Persen

MUS • Thursday, 3 Feb 2022 - 11:03 WIB

Surabaya - Di tengah ancaman virus Covid-19 varian Omicron, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi punya strategi untuk mengatasinya. Diantaranya, menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, pembatasan fasilitas umum dan Rekreasi Hiburan Umum (RHU), serta di fasilitas umum lainnya yang menimbulkan risiko kerumunan.

Wali Kota Eri mengatakan, saat ini jumlah kasus aktif yang tercatat di dalam data lawancovid-19.surabaya.go.id per tanggal 2 Februari 2022, pukul 15.00 WIB total ada 587 orang. Menurutnya, jumlah itu akan terus merangkak naik, jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin.

“Untuk saat ini kita masih berada di angka 16,4 persen jumlah kasus positifnya. Jika menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, maka bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi Level 2. Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen,” kata Wali Kota Eri.

Agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, Wali Kota Eri menerapkan langkah tegas. Diantaranya, menerapkan disiplin prokes dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan blocking area.

Selain blocking area di perkampungan, Wali Kota Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan RHU, taman hingga alun-alun dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya. Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.

“Gerakkan lagi Kampung Wani kita, lakukan swab massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya nyuwun (minta) tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga. Kita akan patroli, misal ada RHU atau pelaku usaha seperti warkop, restoran dan lain sebagainya yang tidak menerapkan prokes, maka akan dikenakan sanksi. Sanksinya apa? berupa penutupan dalam kurun waktu tertentu,” tegas Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Windhu Purnomo beberapa waktu lalu. Bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.

“Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2,” tuturnya.

Bukan hanya pembatasan fasilitas umum dan RHU, Wali Kota Eri juga menerapakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 50 persen dan meniadakan dua shift 100 persen. “Insya Allah mulai hari ini (3/2/2022) atau lusa, PTM 50 persen dalam sehari. Biasanya kan ada dua shift 100 persen, mulai hari ini saya hentikan dulu. Mekanismenya, sehari masuk, sehari enggak, hanya ada satu shift 50 persen,” jelas dia. (Her)