Seberapa Perlu Vaksin Booster? Ini Kata ITAGI 

MUS • Wednesday, 12 Jan 2022 - 15:25 WIB

Jakarta – Vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster di Indonesia, hari ini dimulai. Presiden Jokowi mengatakan, prioritas penerima vaksin booster adalah lansia dan kelompok rentan, dengan jeda penyuntikan enam bulan sejak dosis kedua.

Presiden memutuskan vaksinasi booster digratiskan untuk seluruh masyarakat. Sebab program ini sangat penting untuk meningkatkan kekebalan penduduk Indonesia dari ancaman covid-19 yang terus bermutasi. 

BPOM RI telah mengeluarkan izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA) untuk lima jenis vaksin booster. Yakni CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro menegaskan pentingnya vaksin booster untuk mempertahankan daya tahan tubuh.

“Tentu ada alasan kuat, dalam 6 bulan antibodi kita sudah sangat menurun. Ini jadi catatan kita, apakah kita masih kuat menahan penularan covid-19, terlebih ditambah adanya berbagai mutasi virus,” kata Prof Sri dalam wawancara di Trijaya Hot Topic, Pagi (12/1/2022).

Sebelum pemberian vaksin booster, Prof Sri Rezeki mengingatkan kelompok orang lanjut usia harus diutamakan dulu vaksinasi primer komplit dua dosisnya. Hal ini penting, mengingat tingginya risiko kematian pada pasien covid-19 usia lanjut.

“Sebelum booster, kita harus ingat 70 persen rakyat Indonesia sudah harus divaksinasi komplit, terutama lansia. Kenapa didahulukan? Karena kematian kena covid-19 pada lansia tinggi sekali, hampir 50 persen. Sehingga itu yang menjadi indikasi booster ini,” jelas Prof Sri. 

Selain mutasi virus, faktor waktu pandemi yang tak bisa ditentukan juga jadi penyebab mengapa masyarakat harus punya kekebalan tinggi.

“Pandemi ini enggak tahu kapan berakhir, jadi kita harus punya imunitas yang tinggi. Inilah kenapa kita berusaha untuk memberikan vaksin booster pada masyarakat,” tandasnya. (Fir)