Fenomena Spirit Doll, Psikolog: Antara Tren dan Halusinasi

MUS • Thursday, 6 Jan 2022 - 17:23 WIB

Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir publik digemparkan dengan perilaku sejumlah publik figur yang mengadopsi boneka arwah atau Spirit Dolls. Tak hanya sekedar mengadopsi, mereka juga memperlakukan boneka tersebut layaknya bayi sungguhan.

Termasuk yang dilakukan Ivan Gunawan yang mengadopsi dua boneka bayi kemudian diperkenalkan sebagai anaknya. Dua boneka bayi itu diberi nama Miracle dan Marvel. Ivan bahkan marah apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa anaknya hanya sebuah boneka.

Psikolog Sani Budiantini berpendapat perilaku tersebut dapat terjadi karena dua faktor. Yakni didorong oleh trend atau orang tersebut memiliki halusinasi yang tinggi.

“Saya melihat hal ini didasari karena orang tersebut ingin mengikuti trend yang ada, dan bisa saja orang ini halu (berhalusinasi) ingin merawat," kata Sani dalam wawancara di Trijaya Hot Topic pagi (6/1/2022).

Selain itu, kata Sani, dorongan mengikuti trend juga tak lepas dari tingkat kebutuhan masing-masing individu. Misalnya, ada seseorang yang senang memelihara berbagai jenis hewan. Lalu, ada orang yang senang merawat anak kecil, bahkan sampai mengadopsi walaupun sudah memiliki anak sendiri.

"Itu kan dilakukan oleh orang-orang yang belum memiliki anak, makanya ingin memenuhi kebutuhan tersebut. Tapi seharusnya tidak dengan cara seperti ini," sesal Sani.

Meski demikian dari sudut pandang psikologi, tidak dapat langsung disimpulkan orang seperti ini memiliki gangguan jiwa. “Tidak bisa dikatan memiliki keterbelakangan mental ya, tentu harus dicek dulu. Tapi bisa kita simpulkan, orang seperti ini merupakan orang yang memiliki halusinasi atau delusi," pungkas Sani. (Fir)