Lima Harapan Optimisme Covid-19 di Tahun 2022

MUS • Saturday, 1 Jan 2022 - 22:14 WIB

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI. 
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Selamat Tahun Baru 2022, semoga di tahun ini pandemi covid-19 dapat lebih terkendali. Setidaknya ada lima optimisme yang kita harapkan dapat kita songsong di tahun ini.

Pertama, akan makin banyak penduduk bumi -dan juga kita di Indonesia- yang sudah mendapat vaksinasi covid-19 pada 2022, walaupun tentu tidak sepenuhnya merata di seluruh dunia. 

WHO menargetkan di pertengahan 2022 seluruh negara sudah memvaksinasi setidaknya 70% penduduk, yang untuk Indonesia maka angka cakupannya akan lebih dari itu. Vaksinasi yang memadai, apalagi bersama dengan penerapan protokol kesehatan, tentu akan punya tiga dampak penting. Kesatu, akan mengurangi kemungkinan tertular, atau setidaknya mengurangi kemungkinan jatuh sakit berat dan kematian. Kedua, mengurangi penularan di masyarakat sehingga situasi epidemiologi di dalam negara dan antar negara dapat lebih terkendali. Ketiga, dengan terbatasnya penularan di masyarakat maka kita dapat berharap bahwa kemungkinan terjadinya mutasi baru dapat lebih kecil.

Kedua, diharapkan akan makin banyak obat covid-19 oral yang akan dapat digunakan. Kita tahu sekarang setidaknya sudah ada Molnupiravir buatan Merck dan juga Paxlovid buatan Pfizer, sebagian juga akan ada di negara kita. Sepanjang 2022 maka kedua obat ini tentu akan makin banyak diproduksi dan luas digunakan di dunia. Selain itu, kita dapat berharap akan ada lagi obat covid-19 yang mungkin juga akan ditemukan dan digunakan di dunia, baik yang suntikan maupun yang oral.

Ketiga, kita juga dapat berharap akan ada jenis vaksin baru yang lebih mudah digunakan, tanpa suntikan, misalnya dalam bentuk inhalasi atau oral dll. Penelitian sudah dimulai dan memang sampai akhir tahun 2021 belum ada produk yang sudah selesai, tetapi kita dapat berharap akan ada produk akhir di tahun 2022 ini. Selain itu, bukan tidak mungkin akan ada vaksin yangt lebih baik efikasinya, baik kalau dilakukan modifikasi bila diperlukan atau mungkin saja teknologi platform yang baru. 

Keempat, cara diagnosis yang lebih mudah juga diharapkan terus berkembang, sesuai perkembangan teknologi diagnostik yang ada. Setidaknya diharapkan akan ada metode pengambilan sampel yang lebih nyaman bagi kita. Berbagai alat diagnosis yang dapat digunakan di rumah juga mulai digunakan di banyak negara, mudah-mudahan juga nanti dapat tersedia di negara kita. 

Kelima, dengan pengalaman tantangan berat di tahun 2020 dan 2021 maka kita dapat berharap agar dunia dapat meningkatkan kolaborasi dan kerjasamanya dalam menjaga kesehatan dunia pada tahun 2022 ini. Dalam hal ini, Indonesia yang memegang Presidensi G20 jelas punya peran amat besar, untuk memimpin tata ulang arsitektur kesehatan global. Kita punya pengalaman panjang dalam diplomasi kesehatan internasional Indonesia, dan tentunya hal ini akan memberi peran penting bagi kesehatan dunia dan akan mengharumkan nama bangsa dan negara.

Pandemi adalah masalah dunia, hanya dengan kesadaran, komitmen dan kerja bersama negara-negara di dunia maka kita dapat bergerak bersama ke akhir pandemi yang bermula sejak 11 Maret 2020 lalu.