JAKARTA - Pandemi yang saat ini masih berlangsung menuntut masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan melalui beberapa cara yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjaga kebersihan dan menggunakan Handsanitizer. Kondisi pandemi tidak memungkinkan untuk menghentikan semua aktivitas masyarakat salah satunya adalah kantor Kecamatan dan sarana ibadah di Muara Gembong.
Penerapan Protokol kesehatan yang dilakukan di kecamatan yaitu dengan Termo Gun yaitu alat berbentuk seperti pistol yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh yang dilengkapi dengan sensor suhu adapun cara penggunaan alat tersebut yaitu dengan cara menembakan ke bagian tangan atau dahi untuk merdapatkan suhu tubuh seorang, tentunya membutuhkan orang untuk menggunakan alat tersebut sehingga menyebabkan adanya interaksi secara face to face antara petugas screening selain itu dalam pemakaian handsanitizer dalam fasilititas publik juga akan menyebabkan banyak sidik jari yang tertinggal dalam alat tersebut sehingga memungkinkan adanya virus yang tertinggal dalam tempat handsanitaizer tersebut.
Berdasarkan dari fakta tersebut maka TIM Abdimas Dosen Univeristas Bhayangkara Jakarta Raya yang terdiri dari Adi Muhajirin, Abrar Hiswara, Bungaran Saing, Wahyu Hidayat dibantu dengan mahasiswa mencoba memberikan solusi dengan membuat dan mengimplemntasikan alat Thermonizer yang merupakan kombinasi termometer dan handsanitizer di kantor kecamatan dan sarana ibadah.
Ketua Tim Adi Muhajirin mengatakan, alat tersebut dapat dijalankan secara otomatis dalam pengukuran suhu tubuh seorang tanpa harus ada petugas sehingga interaksi antar manusia dan pemakaian alat secara bersamaan dapat dikurangi.
"Kontrol dari sistem tersebut menggunakan mikrokontroler Atmega serta sensor, dengan prinsip kerja jika suhu tubuh lebih besar 37.30 maka indicator lampu berwarna merah dengan informasi yang tampil pada display dan hansinitazer tidak keluar, jika suhu tubuh kurang dari 37.30 indikator berwarna hijau dan handsinitezer keluar," tegasnya.
Menurut Adi, penerapan Thermonizer di kantor kecamatan diharapkan bisa menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan pola hidup bersih masyarakat dan mencegah penyebaran virus covid-19 yang sedang merebak dan juga diharapkan menjadi salah satu perbaikan dalam mengelola wilayah dengan protokol kesehatan yang lebih memadai dan berdampak positif bagi masyarakat.
"Metode yang digunakan adalah observasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil diperoleh bahwa penggunaan thermonizer lebih banyak digunakan oleh warga dengan rerata 80% dibandingkan dengan handsanitizer manual dengan rerata 20%," katanya. (ANP)