Launching Gen 170, Anis Matta: Negara Harus Hadir Atasi Stunting di Indonesia

AKM • Thursday, 23 Dec 2021 - 13:02 WIB

Tangsel - Negara memiliki kewenangan yang besar terhadap ancaman stunting yang masih tinggi  di Indonesia. Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta mengatakan negara harus hadir dan intervensi persoalan ini stunting di Indonesia yang saat ini kondisi yang mengkhawatirkan dan menjadi ancaman serius. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%  dan  masih sangat tinggi dengan ambang batas WHO yaitu 20%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting.

“Seperti negara lain Jepang atau Korea, sudah mulai mengembangkan upaya berbasis kreatifitas. Berbasis kreatifitas ini relatif tidak bisa dikerjakan, oleh sumber daya manusia yang memiliki keterbatasan stunting. Ini negara harus hadir dan intervensi persoalan ini,” ungkap Anis Matta,  dalam peringatan Hari Ibu dan Peluncuran program Gerakan Gelorakan Gen 170 secara virtual dan offline di  Tangerang Selatan, Rabu (22/12).

Hadir dalam acara launching, yaitu Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Ratih Sanggarwati dan tiga narasumber, yaitu Sandra Fikawati, Guru Besar Gizi Masyarakat FKM UI, Agung Tini, Tokoh Perempuan Penggerak Masyarakat Asal Bali dan Rina Adelina, Dokter Ahli Imunologi.

Lebih lanjut Anis Matta menegaskan, angka stunting akan semakin melebar ditengah tekanan ekonomi akibat pandemic. Karena itu, Partai Gelora mendorong adanya roadmap (peta jalan) pembangunan Indonesia kedepan menuju lima besar kekuatan ekonomi dunia. “Kita harus bentuk peta jalan baru menuju lima besar kekuatan ekonomi dunia,” terang Anis.

Menurut Anis Matta, partai Gelora akan mengelorakan program untuk mengejar ketertinggalan SDM Indonesia yang masih diwarnai tingginya angka stunting. Setiap bayi lahir harus mendapatkan gizi cukup hingga 1.000 hari pertama, bantuan gizi ibu hamil serta program makan siang sekolah. 

“Kita luncurkan program GEN 170 dengan maksud tinggi badan rata-rata 170 cm bagi warga Indonesia. walaupun memang tinggi badan masih menjadi perdebatan,” tuturnya.

Anis mengatakan, dalam olimpiade seperti pertandingan bola tentu personel Timnas Indonesia kalah tinggi dengan pemain asing lainnya. Dengan modal begitu, hanya beberapa emas yang mampu diraih. Secara langsung atau tidak, tinggi badan juga merupakan bagian yang menentukan dalam pertandingan tersebut. 

Ketum Partai Gelora ini mengharapkan bahwa setiap bayi lahir di Indonesia diterima sebagai lucky moment. Sejak dalam kandungan harus sudah ada sentuhan dari negara, kecukupan gizi hingga ke taraf dewasa. “Nantinya, masalah populasi tidak lagi menjadi beban, dan sebaliknya menjadi kekuatan sumber daya. Manusia unggul itu harus dipersiapkan sejak berada di dalam kandungan,” cetusnya. 

Sandra Fikawati, Guru Besar Gizi Masyarakat FKM UI menuturkan, manusia dalam kondisi stunting kurang kompeititif, berisiko juga penyakit generative, produktifitas juga tidak sebaik manusia bergizi cukup. “Tentu perkembangan kognitif rendah, karena masa pertumbuhan 2 tahun pertama, otak berkembang dan postur tubuh berkembang sangat cepat. Masa ini butuh gizi cukup, kalau tidak akan sulit,” tuturnya.

Karena itu, menurutnya, selama pertumbuhan dua tahun pertama, pemerintah harus mengintervensi untuk kecukupan gizi. Dengan begitu angka 170 cm rata-rata warga Indonesia tersebut, akan menjadi realistis dapat dicapai. 

“Anak stunting bisa saja karena penyakit, tetapi juga terpenting adalah kecukupan makan. Akses terhadap makan ini sangat mendasar, sedangkan asupan gizi terpenting adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk gizi yang sifatnya mikro seperti vitamin dan mineral, susu. Namun terpenting untuk pertumbuhan adalah kecukupan protein,” tuturnya.

Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Ratih Sanggarwati menuturkan, para perempuan Gelora sudah bergerak untuk masalah ini. 

“Partai Gelora sudah bergerak di seluruh provinsi dan akan kita lakukan secara terus menerus agar apa yang kita programkan berhasil,” kata model tahun 1990-an ini./

Agung Tini mengungkapkan, juga telah menginisiasi program serupa melalui Sekolah Karakter Calon Ayah dan Ibu dengan memberikan perlidungan anak yang akan dilahirkan dari sudut ekonomi dan kesehatan.

"Saya ingin  berkolaborasi dan menyukseskan program GEN 170. Program ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dari akademisi, lembaga pendidikan termasuk media. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi," ujarnya.