Hadapi Omicron, Mantan Direktur WHO: Hope for the Best, Prepare for the Worst

MUS • Tuesday, 21 Dec 2021 - 15:40 WIB

Hadapi Omicron, Mantan Direktur WHO:
Hope for the Best, Prepare for the Worst

Jakarta - Virus corona varian omicron menyebar dengan cepat. Hingga kini, omicron sudah masuk ke hampir 100 negara. 

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI yang juga Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, melihat situasi saat ini maka penyebaran omicron di dunia sudah tidak terbendung lagi. 

"Pada 16 Desember lalu para Menkes G7 sudah menyebut Omicron sebagai ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia saat ini. Akan baik kalau para Menkes G-20 dibawah Presidensi Indonesia mengambil sikap tentang Omicron ini, sejalan dengan konsep tata ulang arsitektur kesehatan global yang disampaikan Presiden Jokowi," kata Tjandra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (21/12/2021). 

Selain itu juga perlu segera diidentifikasi, sudah seberapa besar penularan omicron di masyarakat. 

"Kasus pertama tuan N misalnya, diberitakan diduga tertular dari warga yang baru pulang dari Afrika. Tentu
akan baik kalau diinformasikan juga siapa saja anggota masyarakat lain yang sudah tertular, apakah semua sudah dikarantina, ke tempat mana saja mereka berkunjung, sehingga masyarakat lain yang juga berkunjung ke tempat yang sama bisa lebih waspada," jelas Tjandra yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. 

Untuk mencegah kemungkinan tambahan kasus dari luar negeri, harus dilakukan karantina yang ketat sampai 14 hari terhadap pelaku perjalanan dari luar negeri. "Jangan sampai ada yang lolos dengan berbagai alasan," pinta Tjandra. 

"Kita harus "hope for the best dan prepare for the worst". Dari kacamata kesehatan, maka sudah harus disiagakan fasyankes, bukan hanya rumah sakit tapi juga pelayanan kesehatan primer. Masyarakat juga harus disiapkan untuk kemungkinan apa yang harus dilakukan kalau ada peningkatan kasus, identifikasi klaster dll," pungkasnya.