Guru dan Kepsek Meyakini Asesmen Nasional Dapat Mengukur Kualitas Pendidikan

AKM • Friday, 17 Dec 2021 - 13:06 WIB

Jakarta – Sebanyak 64,6 persen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) meyakini bahwa program Asesmen Nasional (AN) dapat mengukur kualitas pendidikan di Indonesia. Data tersebut diperoleh dari hasil survei terkait AN yang dilakukan Litbang Kompas pada tanggal 15-26 November 2021 kepada 254 guru dan tenaga kependidikan di 34 provinsi di Indonesia.

Menanggapi hasil survei dari Litbang Kompas tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri mengapresiasi aspirasi para pendidik dan tenaga kependidikan tersebut mengenai Asesmen Nasional yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021. 

“AN merupakan inovasi penting dari Kemendikbudristek untuk mendeteksi kemampuan minimal dalam bidang literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajarnya,” disampaikan Dirjen Jumeri dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) ke-18, secara virtual di Jakarta pada Kamis (16/12).

Menurut Dirjen Jumeri, melalui AN, Kemendikbudristek sedang mengukur dan mendeteksi angka dasar yang dicapai dari hasil AN yang dilakukan setiap tahun. “Hasil AN akan dianalisis dan diterjemahkan sehingga dapat digunakan untuk langkah perbaikan selanjutnya,” ujarnya.

Peneliti Litbang Kompas Putri Arumsari menyampaikan bahwa sebagian besar responden, terutama wilayah Indonesia bagian Timur, yakni sebesar 92,3 persen meyakini bahwa program Asesmen Nasional dapat mengukur kualitas pendidikan di Indonesia. Lebih lanjut, sebanyak 70,8 persen guru dan tenaga kependidikan di wilayah Indonesia bagian Tengah, serta 70,5 persen GTK di wilayah Indonesia bagian Barat juga meyakini AN dapat mengukur kualitas pendidikan di Indonesia. 

Dari hasil survei tersebut, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden setuju dengan pelaksanaan Program Asesmen Nasional (72,8 persen). Mayoritas responden memahami tujuan pelaksanaan AN adalah untuk mengukur kompetensi siswa (45,3 persen) dan pemetaan mutu sekolah (42,1 persen) berdasarkan kemampuan literasi dan numerasi, karakter siswa, dan lingkungan sekolah. 

Sebagian responden, kata Arum, mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk mengikuti Asesmen Nasional (49,7 persen). Sebanyak 36,6 persen menyatakan menyiapkan persiapan terkait fasilitas penunjang penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Selain itu, meski ada sebagian yang menilai negatif, mayoritas responden tidak merasa khawatir sama sekali dengan pelaksanaan Asesmen Nasional (68,3 persen). "Ini bagus, karena otomatis dengan tidak merasa khawatir, persiapannya tidak perlu dibuat-buat, dan akan terlihat seperti apa adanya. Jadi, dengan dasar seperti itu, maka kebijakannya akan lebih tepat," terangnya.

Pada bagian akhir, Litbang Kompas menemukan bahwa mayoritas responden puas dengan kinerja Kemendikbudristek saat ini (75,2 persen). Asesmen Nasional juga dinilai sebagai program yang memberikan manfaat lebih besar bagi pendidikan nasional. 

Made Astika, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, menuturkan penyelenggaraan AN di wilayahnya dimulai dengan memastikan kesiapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), satuan pendidikan, pendataan siswa, hingga rapat-rapat yang melibatkan lembaga terkait. Tahun ini, AN di Kabupaten Buleleng diikuti oleh 467 satuan pendidikan.

“Kami memang tidak ada persiapan khusus, namun kami memberikan arahan kepada satuan pendidikan bahwa perlu menyiapkan sarana dan prasarana. Kami juga melakukan gotong royong dengan membantu sekolah yang belum memadai fasilitasnya, baik melalui dana APBD Kabupaten Buleleng maupun bantuan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tersalurkan oleh Pemda kami,” jelasnya.

Memasuki akhir perbincangan, Jumeri menyampaikan kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan agar menjadikan hasil AN sebagai dasar untuk perencanaan dalam memperbaiki pembelajaran literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajar di satuan pendidikan. Lebih dari itu, Jumeri juga berharap kepada pemerintah daerah (Pemda) melalui dinas pendidikan daerah agar memberi kemudahan dan bimbingan kepada kepala satuan pendidikan untuk terus memperbaiki hasil AN. 

“Mohon dipastikan dan dibimbing agar satuan pendidikan di wilayahnya yang mendapatkan nilai kurang baik pada hasil AN, dipacu dan didorong agar menjaadi lebih baik lagi di tahun berikutnya,” pesan Jumeri. 

Survei AN yang dilaksanakan Litbang Kompas dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon (telesurvei) dengan teknik pengambilan sampel systematic random sampling dengan data dari Kemendikbudristek. Wawancara dilakukan oleh interviewer terlatih dengan durasi 10-15 menit menggunakan kuesioner yang disusun Tim Litbang kompas dan telah mendapatkan persetujuan dari Tim Kemendikbudristek. Tujuan dilakukannya survei adalah untuk mengetahui persepsi publik, mengukur kepuasan publik, dan mengeksplorasi ekspektasi publik mengenai AN yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2021.