Empat Tindakan Segera Untuk Omicron, Mitigasi Berlapis

MUS • Friday, 17 Dec 2021 - 08:13 WIB

Dengan ditemukannya 1 kasus varian Omicron kemarin (pasien N) maka ada 3 hal segera yang harus dilakukan untuk mendeteksi dan sedapat mungkin membatasi penularannya di Indonesia.

Hal pertama, tentu dicari siapa yang menulari pasien N, dan ini ada 2 kemungkinan. Kesatu, warga kita yang baru datang dari luar negeri yang dirawat di wisma atlet. Atau kemungkinan kedua adalah tertular dari sesama petugas wisma Atlet. 

Kalau kemungkinan kesatu, maka akan dapat dilacak karena daftar semua pasien wisma atlet di  14 hari ke belakang tentu tersedia lengkap dengan alamatnya, yang tinggal di cek satu persatu. 

Kalau pasien N tertular dari temannya sesama petugas wisma maka juga dapat dicek dengan siapa saja dia kontak dalam 14 hari terakhir. Hanya saja, kalau tertular dari sesama petugas maka harus ditelusuri lagi darimana petugas itu tertular dst secara cermat.

Hal kedua, sesudah nanti ditemukan yang pertama menulari pasien N, maka lalu di telusuri kemana saja dia bepergian dalam 14 hari terakhir. Hal yang sama juga dilakukan pada kontak pasien N, atau kontak dari sumber lain penular pasien N.

Lalu siapa saja yang kontak langsung dengan dia harus diperiksa PCR. Di Singapura, orang yang kontak langsung diberi "Health Risk Warning (HRW)". Mereka yang tidak kontak langsung tetapi pernah berada dalam ruangan yang sama maka perlu diidentifikasi, diminta sedapat mungkin membatasi mobilisasi dan segera menghubungi petugas kesehatan jika ada keluhan dan atau ingin diperiksa.

Hal ketiga, kalau dari poin satu dan dua di atas ditemukan lagi kasus Omicron lain, maka tentu harus segera diisolasi/dikarantina, untuk memutus rantai penuluran ("brake chain of transmission"). 

Hal keempat, tempat yang pernah dikunjungi pasien N, dan juga penular ke pasien N, akan baik juga kalau diumumkan ke publik agar siapa yang pernah ke tempat itu menjadi lebih waspada. Pada 15 Desember misalnya, di Singapura ada suami istri yang positif varian Omicron dan lalu diumumkan ke publik secara luas tentang nama 4 restoran yang mereka pernah kunjungi, sehingga pengunjung restoran yang sama dapat waspada.

Keempat hal ini diperlukan dalam kerangka "multi layer mitigation approach", upaya mitigasi secara berlapis, yang memang harus kita lakukan di lapangan untuk mengendalikan situasi.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Mantan Kepala Balitbangkes