Lima Hal Baru Covid-19

MUS • Saturday, 11 Dec 2021 - 09:46 WIB

Pada 11 Desember 2021 saya menjadi pembicara tentang covid-19 pada Seminar Nasional Ikatan Alumni FKUI, yang dibuka oleh Menteri Kesehatan dengan sambutan dari Gubernur Jawa Tengah. 

Ada lima hal perkembangan baru yang yang saya sampaikan, sbb:

1. Australia melaporkan temuan semacam sub-varian baru dari Omicron, yang dilaporkan tidak memiliki SGTF (“S gene target failure”). Pada Omicron yang “biasa” ada SGTF sehingga saat tes PCR gen S-nya tidak terdeteksi (negative), dan hal ini kemudian jadi semacam pertanda awal atau skrining pertama untuk kemungkinan Omicron, dan lalu dilanjutkan dengan sekuens genomik. 

Dengan tidak adanya SGTF maka hasil PCR akan sama saja dengan varian lainnya, sehingga deteksi tidak adanya gen S tidak dapat digunakan lagi, juga demikian halnya kalau sub-varian baru ini sudah masuk Indonesia nantinya.

2. Disebutkan ada penelitian dari University of London College, Prof Francois Balloux yang menyebutkan bahwa ada dua jenis Omicron, yaitu BA.1 dan BA.2 yang keduanya sangat berbeda, yang tentu perlu dikaji lebih lanjut

3. Data “Landscape COVID-19 Vaccine” WHO tanggal 7 Desember menyebutkan bahwa sekarang sudah ada 136 kandidat vaksin di dunia yang masuk fase uji klinik dan ada 194 kandidat vaksin yang masuk uji pre-klinik

4. Dari 136 kandidat vaksin yang sudah masuk uji klinik, tiga tertinggi urutan cara pembuatan (“platform”)nya adalah Protein Sub Unit 35%, RNA 16% dan Viral Vector non Replicating 15%   

5. Data 7 Desember juga menunjukkan bahwa ada enam penelitian cara pemberian vaksin, 3 dengan disuntikkan (intra muskular – ke dalam otot, sub kutan – ke bawah kulit, dan intra dermal – ke dalam kulit) serta 3 cara lain adalah tanpa suntikan, yaitu aerosol, inhalasi dan intra nasal – ke dalam hidung.

Pada kesempatan ini, Ikatan Alumni FKUI juga mendukung pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Banyumas dengan menyumbangkan 20 ribu dosis vaksin.
 
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Balitbangkes