Rekrut Jadi TNI, Santri Miliki Kecintaan Kuat terhadap Negara

AKM • Friday, 10 Dec 2021 - 10:50 WIB

Jakarta- Rencana KSAD Jenderal Dudung Abdurahman yang akan merekrut para santri untuk menjadi prajurit di TNI menimbulkan pro kontra di masyarakat. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Dr Jazilul Fawaid   mendukung dan mengapresiasi rencana  rekrut  para santri untuk menjadi prajurit di TNI. 

“Saya mengapresiasi rencana Jenderal Dudung itu. Selain santri itu sudah dibekali kekuatan fisik keagamaan juga punya visi kecintaan terhadap negara yang kuat,'' kata Jazilul dalam diskusi Empat Pilar  dengan tema 'TNI rekrut santri untuk Memperkokoh NKRI' digedung parlemem, Jakarta, Rabu (8/12).

Menurut politisi PKB ini soal bela negara sudah tidak asing lagi bagi santri terutama santri dari pesantren Nahdlatul Ulama (NU). Bagi mereka cinta terhadap negara dan bangsa adalah bagian dari iman. 

Sejak kecil, lanjut Gus Jazil, di kalangan NU sudah diajarkan cinta tanah air itu melalui mars NU Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air sebagian dari iman). ''Kalau dilihat dari konteksnya mars NU itu sudah Sapta Marga banget,'' jelas Gus Jazil 

Karenanya Gus Jazil  mengusulkan agar TNI bukan cuma merekrut santrinya tapi juga mengadopsi budaya santrinya baik itu budayanya maupun simbolnya. Sebab budaya dan simbol di kalangan santri semua mengarah kepada persatuan dan merekatkan kebangsaan. 

Apalagi dalam lagu Hubbul Wathon Minal Iman itu bukan cuma milik santri. Karena iman di situ bukan berarti hanya santri tapi semua di Indonesia beriman, semua warganya beriman.

''Judulnya saja Hubbul Wathoon Minal iimaan tapi dalam liriknya sampai ke bawah itu tidak ada yang menyebut disitu agama tertentu. Tetapi keimanan itu selaras dengan pengabdian, selaras dengan cinta tanah air,'' katanya. 

Makanya, lanjut Gus Jazil kalau ada santri yang direkrut, tes dulu apakah tahu, paham dan hapal lagu itu. Karena itu punya nilai history dan, lagu itulah yang mampu menghubungkan secara damai agama dengan kebangsaan.

''Jadi jangan dianggap lagu tersebut milik NU. Lagu itu lahir bukan untuk kepentingan NU tapi untuk menjaga bersama-sama bangsa ini, jadi jangan di kotak-kotakan,'' katanya.  

Hal senada juga diungkapkan pengamat politik Khairul Fahmi. Menurutnya, apa yang disampaikan Jenderal Dudung bukan hal yang baru. Sebab sejaarah TNI itu sendiri, sejak kemerdekaan para santri itu sudah bergabung menjadi laskar-laskar dan ketika banyak santri yang bergabung menjadi TNI. 

Ketika organisasi TNI sudah semakin kokoh, kuat, santri selalu hadir di lingkungan TNI. ''Saya kira banyak sekali prajurit TNI  mulai dari tamtama, perwira tinggi yang punya latar belakang santri meski tidak disampailan secara terbuka,'' katanya.