Kobarkan Semangat dan Kenang Jasa, Unika Atma Jaya Pamerkan Koleksi Frans Seda

MUS • Monday, 6 Dec 2021 - 16:11 WIB

Jakarta - Unika Atma Jaya bekerja sama dengan Yayasan Atma Jaya, dan Frans Seda Foundation mengadakan pemberkatan dan peresmian Frans Seda Collection. Kegiatan ini tidak hanya mengenang, tetapi juga membagi dan menyebarluaskan semangat hidup Frans Seda yang bernilai bagi bangsa.  

Terlebih atas kepeduliannya akan pendidikan di Indonesia, maka pemberkatan dan peresmian Frans Seda Collection menjadi salah satu gerak nyata. Diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, pemberkatan dan peresmian Frans Seda Collection diadakan di Perpustakaan Unika Atma Jaya, (1/12).

Gagasan pendirian Frans Seda Collection telah dimulai sejak bulan Februari tahun 2021. Rangkaian proses pendirian Frans Seda Collection juga telah dilalui, hingga pada tanggal 21 April 2021, koleksi Frans Seda telah diterima di perpustakaan Unika Atma Jaya. 

Adapun jenis dan jumlah koleksi yang diterima adalah 1.685 buku, 207 album foto yang sudah dikerjakan sebanyak 16 album, dengan jumlah 960 lembar foto yang sudah dipindai. Selain itu, terdapat 22 plakat, 31 kontainer arsip dokumen, dan 17 role peta. Koleksi tersebut juga dapat dilihat secara online melalui katalog AtmaLib (https://lib.atmajaya.ac.id/). Koleksi foto juga bisa diunggah di laman yang sama. 

Dalam acara pemberkatan dan peresmian ini terdapat serah terima secara simbolik tiga set buku kepada  perpustakaan Unika Atma Jaya. Tiga set buku tersebut, yakni 1 buku kitab kudus Perdjanjian Baru edisi klasik, dan 1 buku Injil dalam bahasa Lio, bahasa suku almarhum. Ditambah 1 set yang terdiri dari 5 buku klasik mengenai bahasa dan budaya Flores karya P.P. Arndt SVD dalam bahasa Jerman. 

Selain kedua set buku diatas, terdapat 1 buku Dibawah Bendera Revolusi Djilid Pertama karya Ir. Sukarno dan 1 buku Bung Karno dihadapan Pengadilan Kolonial karya H.A. Notosoetardjo.

Tidak dapat dipungkiri, koleksi di atas tidak lepas dari ketertarikan Frans Seda di bidang pendidikan, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, dan agama. Koleksi yang dimiliki juga terdiri dari berbagai bahasa diantaranya bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Jerman. 

Stefanus Ginting, Managing Director Frans Seda Foundation berharap agar Frans Seda Collection menjadi suatu living collection, yaitu dari waktu ke waktu harus terus berkembang, dan tidak menjadi suatu museum.

Senada dengan itu, keluarga juga berharap Frans Seda Collection dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen yang ingin memperkaya diri dengan membaca dan mempelajari berbagai buku dengan beragam topik yang tersedia.

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan dan keluarga Frans Seda yang telah hadir dan memberikan koleksi untuk komunitas Atma Jaya. 

Tidak hanya itu, Prasetyantoko juga menjelaskan bahwa koleksi ini bukan hanya sekadar fisik. 

“Bagi komunitas Atma Jaya yang penting adalah menularkan semangat yang harus terus dikembangkan dan upayakan dalam menghidupi karya-karya Frans Seda sampai kapanpun, " ujar Prasetyantoko.

Selain itu Prasetyantoko menekankan pesan mengenai digitalisasi, bahwa perlu mengembangkan cara-cara untuk mengenalkan semangat Frans Seda dalam bentuk digital. 

Kegiatan yang ditutup dengan menunjukkan koleksi Frans Seda, tentu saja membawa semangat bagi Unika Atma Jaya untuk terus menghidupi jasa pendirinya.

Frans Seda sebagai salah satu pendiri Unika Atma Jaya memiliki cita-cita luhur yaitu “Untuk Tuhan dan Tanah Air”. Semangat tersebut menjadi motivasi untuk terus berkarya sebagai bentuk nyata untuk Tuhan dan Tanah Air. 

Salah satu nasehat yang pernah almarhum ungkapkan kepada orang-orang muda adalah, “Kalau ingin menjadi manusia yang baik dan berguna harus menjaga keseimbangan antara akal budi dan hati atau moralitas.”