Bangun Pendidikan Karakter Melalui Nilai Pancasila dan Budaya

AKM • Sunday, 5 Dec 2021 - 18:42 WIB

Jakarta - Penyelenggaraan ISODEL 2021  menghadirkan sejumlah tema  yang diangkat dalam bentuk dialog. Tema yang diambil terkait pendidikan Jarak Jauh ( PJJ), termasuk masalah budaya, pendidkan karekter, digitalisasi dan peran guru.

Dalam Sesi pleno ketiga sebelum penutupan IODEL 2021, mengangkat tema ”Preseverving Future Children Characters and Culture by ICT”.  Tema ini diangkat sebagai upaya membangun pendidikan karakter melalui nilai-nilai budaya, terlebih bagi bangsa Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya di setiap tradisinya. 

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Judi Wahjudin mengatakan literasi budaya dan tradisi harus ditingkatkan di kalangan peserta didik melalui berbagai kecerdasan budaya yang tidak hanya dilihat dalam bentuk wujud, melainkan juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut Judi, Sekolah harus dapat mewujudkannya dalam bentuk ekstrakurikuler.

“Contohnya tradisi ziarah. Banyak orang yang tidak tahu siapa orang yang ia ziarahi. Inilah juga yang menjadi fokus dari Mas Menteri Nadiem agar di makam-makam para tokoh itu disediakan papan informasi agar para peziarah dapat tahu perjuangan dari para tokoh-tokoh itu,” ujar Judi, Jakarta, Jumat ( 3/4).

Narasumber yang hadir di ruang pleno, selain Judi Wahjudin, hadir pula Harry Lappalainen, Senior Lecturer dari Turku University of Applied Sciences, serta Wahfiudin Sakam selaku Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI.

Senior Lecturer, Turku University of Applied Sciences, Harry Lappalainen mengatakan bahwa pendidikan selama pandemi Covid-19 telah meningkatkan kualifikasi para guru.

“Perlunya  ada satu kurikulum yang dirancang dengan mengaitkan berbagai disiplin ilmu dan juga membentuk paradigma baru,”  ujar Harry.

Tak kalah menarik, paparan Wahfiudin Sakam menyoroti tentang pembangunan peradaban manusia yang menurutnya perlu dilihat secara komprehensif. Jumlah penduduk yang meningkat juga perlu memperhatikan kebutuhan dasar seperti makanan,  air minum, udara yang bersih, kesehatan, pendidikan, transportasi, lingkungan dan spiritualitas.

“Karakter spiritual berarti membentuk pribadi berintegritas. Pribadi yang lebih berfokus pada makna kehidupan dan kebijaksanaan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini,” ucap Wahfiudin 

Melalui forum tang sama, ketiga narsumber tersebut sepakat untuk tidak meninggalkan nilai-nilai budaya dalam membangun karakter peserta didik.