Omicron, Penularan di Masyarakat dan Kombinasi Berbagai Mutasi

MUS • Saturday, 4 Dec 2021 - 10:18 WIB

Jakarta - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama memaparkan perkembangan penyebaran varian covid-19 omicron di dunia. 

Mengutip Chief Scientist WHO, Dr. Soumya Swaminathan hingga 3 Desember kemarin sudah 38 negara yang melaporkan kasus Omicron

Sementara data European CDC menunjukkan per 3 Desember 2021, omicron sudah ditemukan di 35 negara dengan 486 kasus. 

"Beberapa negara seperti Belgia, Jerman, Spanyol, Australia dan Inggris sudah mendeteksi kasus tanpa kaitan epidemiologik dengan negara terjangkit. Artinya mereka tidak ada riwayat perjalanan ke sana dan juga tidak ada kontak dengan kasus positif Omicron. Ini mengindikasikan bahwa mungkin saja sudah terjadi penularan di masyarakat atau community transmission dari varian Omicron, sesuatu yang amat perlu diwaspadai dari kacamata penyebaran epidemiologi," kata Tjandra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). 

Informasi dari laman PBB, kata Tjandra, juga menyebutkan tentang peningkatan kasus covid-19 semua jenis varian, bukan hanya akibat Omicron, di Afrika Selatan. 

"Ada peningkatan kasus akibat semua varian, sekitar 311% di Afsel pada minggu terakhir November dibandingkan seminggu sebelumnya. Juga ada peningkatan angka masuk RS sebesar 4.2% di Provinsi Gauteng, Johannesburg," kata mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini. 

Jurnal Kedokteran internasional terkemuka "Lancet" 3 Desember 2021 kemarin menyampaikan, di Afrika Selatan jumlah kasus covid-19 rata-rata 280 orang per hari saat sebelum Omicron ditemukan. 

"Angka ini naik menjadi sekitar  800 orang per hari di minggu berikutnya, tetapi mungkin karena peningkatan surveilans," duga Tjandra. 

Omicron mengandung delesi dan lebih dari 30 mutasi, yang sebagian diantaranya serupa dengan mutasi pada varian alpha, beta, gamma, atau delta.

Kata eks Kepala Balitbangkes Kemenkes ini, delesi dan mutasi mungkin saja menyebabkan kenaikan angka penularan, "viral binding affinity" dan peningkatan luput dari antibodi.

"Juga ada mutasi-mutasi lain yang dampaknya belum sepenuhnya diketahui, apalagi kalau dikombinasikan dengan mutasi yang sudah pernah ditemukan pada variant of concern lainnya," tutup Tjandra.