Menko PMK Muhadjir Effendy: Sambut Momentum Bonus Demografi, Lulusan Perguruan Tinggi Diharapkan Mampu Ciptakan Lapangan Kerja

MUS • Friday, 3 Dec 2021 - 06:51 WIB

Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, menjelaskan bahwa bonus demografi di Indonesia akan terjadi puncaknya pada tahun 2030-2035. Dalam momentum ini, angka usia produktif akan lebih banyak dan diharapkan dapat bekerja secara produktif dan mendapatkan penghasilan.

“Pemerintah dan masyarakat dapat menyiapkan lapangan pekerjaan yang cukup dan sesuai dengan jenis keahlian dan kecakapan dari mereka yang mencari kerja. Pada akhirnya jika pendapatan nasional yang besar, baik itu untuk konsumsi dan investasi, kita akan melompat dari negara berpenghasilan menengah ke negara dengan penghasilan tinggi. Kita harus bekerja keras merebut momentum bonus demografi, agar menjadi bonus dan bukan menjadi malapetaka untuk masa depan Indonesia,” ujar Muhadjir dalam wisuda UKI Program Magister, Sarjana, dan Diploma Tahun Akademik 2020/2021 yang diselenggarakan secara hybrid pada Rabu, 1 Desember 2021 di Auditorium Grha William Soeryadjaya, Kampus UKI Cawang, Jakarta. 

“Masyarakat usia produktif dapat menjalankan tiga fungsi yaitu dapat menghidupi dirinya sendiri, menghidupi mereka yang tidak atau belum bekerja dan dapat menabung. Modal utama negara dalam investasi bersumber dari tabungan nasional yaitu tabungan pemerintah dan warga masyarakat,” tambahnya.

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III terus mendorong Universitas Kristen Indonesia (UKI) untuk selalu berinovasi dan melakukan riset maupun kajian untuk pengembangan potensi. Kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri saat ini menjadi prioritas Kemendikbudristek dalam memperkuat perekonomian bangsa. 

Perguruan tinggi harus mampu berperan dalam menumbuhkan berbagai potensi yang dapat digarap untuk pengembangan perekonomian baik dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif maupun pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Kami juga berharap berbagai riset ataupun inovasi perguruan tinggi harus mampu menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri sehingga inovasi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kolaborasi serta sinergi antara perguruan tinggi dengan industri maupun dunia usaha akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan adaptif terhadap perubahan jaman,” ujar Kepala LLDikti Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, dalam kata sambutannya pada wisuda UKI.

Pelaksanaan prosesi wisuda hybrid dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat dengan syarat tertentu bagi wisudawan yang hadir langsung. Wisudawan wajib membawa bukti vaksin atau menunjukkan status warna hijau pada aplikasi Peduli Lindungi yang sudah ada pada ponsel serta wajib membawa bukti hasil antigen 1x24 jam bagi wisudawan dan pendamping sesuai arahan Satgas Covid-19 Pemprov DKI Jakarta. 

Sivitas akademika dan wisudawan lainnya mengikuti prosesi wisuda secara daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan secara online di channel Youtube Official UKI Jakarta 

Dalam kata sambutan yang disampaikan secara virtual, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud RI, Prof. Nizam menjelaskan, “Dunia berubah dengan sangat pesat. Dinamika dunia pekerjaan luar biasa. Menurut McKinsey, dalam 10 tahun kedepan, 23 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Kita harus mengasah diri dengan meningkatkan kompetensi dan yang paling penting kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan. Belajar sepanjang hayat harus ada di diri kita. Kompetensi utama yaitu akhlak mulia dan karakter yang dikembangkan selama mengikuti pendidikan di Universitas Kristen Indonesia".

“Akhlak mulia, karakter yang terbentuk, dan kompetensi untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, dua hal tersebut menjadi modal dalam untuk memasuki dunia profesi,” ujar Prof. Nizam.

Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, mengatakan, “Sebagai lulusan pendidikan tinggi, kita juga dituntut untuk berpikir terbuka terhadap hal-hal yang baru dan inovatif. Dunia berubah dengan begitu cepat".

"Oleh sebab itu, kita harus terus memupuk sikap pembelajar dalam diri kita. Situasi yang menggambarkan perubahan cepat dan kedinamisan hanya dapat disikapi apabila kita pun bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di depan kita. Kita pun harus berani menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang di depan,” tambahnya.

Wisudawan Berprestasi

Pada prosesi pelantikan wisudawan, Rektor UKI melantik wisudawan dengan prestasi akademik terbaik di fakultasnya. Pada program sarjana terdapat 20 lulusan yang mendapatkan predikat cum laude dengan IPK tertinggi yaitu 3.98 diraih oleh Ryan Richard Rihi dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol UKI.

Wisudawan Program Pascasarjana, Prodi Magister Hukum, David Hutahaean berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4.00. Adapun IPK tertinggi lulusan Program Diploma  diraih oleh Elmi Odor Pita Purba (Prodi Manajemen Pajak), Made Deandra A. (Prodi Fisioterapi), Eva Rianti Silalahi (Prodi Perbankan dan Keuangan), Aprilia Susanti (Prodi Keperawatan).