Gelombang Ketiga Mengancam, Pendataan Covid-19 di Daerah Malah Mandeg

MUS • Tuesday, 30 Nov 2021 - 17:26 WIB
Ilustrasi tes PCR di daerah

Jakarta - Di tengah ancaman gelombang ketiga akibat penyebaran varian baru virus corona, Omicron, pendataan kasus Covid-19 di daerah masih minim perbaikan. Selain tidak diperbarui, beberapa situs daerah bahkan tidak aktif lagi. Padahal, data yang ditampilkan dalam situs itu menunjukkan kondisi pandemi, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Selain itu, data tersebut juga dibutuhkan para peneliti dalam memantau pandemi di tiap wilayah.

Tim LaporData LaporCovid-19 mengamati pendataan Covid-19 di daerah melalui laman Covid-19 provinsi. Setidaknya, terdapat empat parameter yang jadi penilaian, yakni pembaruan data setiap hari, kelengkapan data Covid-19, ketersediaan data historis, dan ketersediaan data diunduh untuk diolah lebih lanjut. 

"Berdasarkan pemantauan hingga 29 November 2021 pada situs-situs tersebut, tim menemukan hanya 20 situs provinsi yang rutin memperbaharui data Covid-19 harian. Artinya, masih ada 14 situs provinsi yang masih bermasalah," sebut LaporCovid-19 dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi mnctrijaya.com, Selasa (30/11/2021). 

Misalnya, 6 situs provinsi yang tidak dapat diakses karena error. Laman itu adalah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Sumatera Utara. 

Sembilan situs provinsi lainnya terlambat mengupdate data. Empat provinsi di antaranya bahkan sudah tidak update lebih dari sebulan. Daerah itu adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Riau, dan Papua. 

"Hal ini menyiratkan absennya penyampaian informasi publik oleh provinsi terkait. Data ini harus segera dibenahi agar situasi pandemi Covid-19 dapat terpantau secara real time," tulis tim LaporCovid-19. 

Data historis Covid-19 di level situs provinsi penting untuk menganalisis tren perkembangan kasus secara sektoral, dan sebagai pembanding dengan rilis dari situs pemerintah pusat atau Kemenkes. 

Pada dasarnya, cukup banyak parameter yang perlu dipantau, seperti kontak erat, suspek, probable, kasus konfirmasi, jumlah tes PCR harian, dan jumlah tes PCR kumulatif. Daerah seharusnya mampu melengkapi data itu. 

Namun, karena penyajian data berbeda tiap daerah, LaporCovid-19 mengerucutkan pada parameter kasus konfirmasi yang terdiri dari kasus aktif, sembuh, dan meninggal, serta kasus probable meninggal. Keempat parameter ini dinilai cukup prioritas untuk mengukur dampak pandemi covid19 yang signifikan terhadap suatu wilayah. 

Berdasarkan empat parameter tersebut, Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi dua provinsi dengan ekosistem situs provinsi data Covid-19 yang cukup baik. Secara umum kedua provinsi tersebut menyajikan data dan informasi yang cukup compact dengan visualisasi yang informatif. 

Provinsi DKI sudah konsisten menyediakan data Covid-19 dalam bentuk yang mudah diunduh yakni google spreadsheet per tanggal dan hingga level kelurahan. Bahkan, kini sudah disajikan juga data perkembangan vaksinasi Covid-19 per tanggalnya. 

Begitu pula situs Covid-19 Jawa Barat yang biasa dikenal Pikobar. Data dan Informasi yang disajikan cukup sistematis dan sangat terbuka bagi berbagai pihak yang ingin mengakses karena dapat diunduh dengan opsi format CSV, XLSX, dan bahkan API yang dapat mempermudah masyarakat dalam memanfaatkan data tersebut.