Ancaman Varian Baru B.1.1.529, ini Kata Pakar

MUS • Friday, 26 Nov 2021 - 13:17 WIB

Jakarta - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama memaparkan sejumlah informasi awal tentang covid-19 varian baru B.1.1.529.

"Dilaporkan dari Afrika Selatan dan beberapa negara Afrika beberapa hari yang lalu, varian ini punya banyak sekali mutasi, ada yang menyebutkan 30 mutasi atau lebih, jadi lebih banyak dari varian delta dan yang lain," kata Tjandra yang merupakan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini. 

Banyaknya mutasi, kata Tjandra, membuat kekhawatiran terhadap dampaknya makin meningkat. "Mengkhawatirkan artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah, belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisa ilmiah beberapa waktu ke depan," lanjut Tjandra. 

"Belum terlalu jelas apakah akan ada dampaknya pada 4 hal, yaitu beratnya penyakit, diagnosis dengan PCR dan antigen, infeksi ulang dan vaksin. Biasanya perlu waktu beberapa minggu barulah semua informasi lebih jelas," sambung eks Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes ini. 

Namun beberapa negara sudah membatasi penerbangan dari negara terjangkit, atau memperketat karantina sebagai bentuk antisipasi. 

Dalam beberapa hari ini, WHO akan bertemu untuk menentukan apakah varian B.1.1.529 masuk kelompok Variant under investigation (VUI), Variant of Interest (VOI) atau Variant of Concern (VOC).

"kalau nanti diputuskan jadi VOI atau VOC maka tentu akan dapat nama khusus. Ada yang memperkirakan (belum pasti) mungkin akan diberi nama  Nu," ucapnya. 

"Yang jelas kita masih harus menunggu perkembangan ilmu dalam beberapa hari ini, dan kita harus terus waspada dan menerapkan 3 M, 5 M, kalau ada keluhan dan atau ada kontak maka segera memeriksakan diri dan untuk yang belum maka segera divaksinasi," pungkas Tjandra.