Potret Guru Honorer di Pelosok: Gaji Minim, Cairnya pun Telat

MUS • Thursday, 25 Nov 2021 - 16:03 WIB

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2021, salah satu guru honorer di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Wilfriduz Kado mengungkapkan sederet isu di kalangan guru, serta suka dukanya selama mengabdi sebagai tenaga pendidik.

Menurut Fridz, pembahasan utama yang sering dibincangkan di kalangan guru adalah mengenai upah yang minim serta kekerasan yang kerap dilakukan orang tua murid terhadap guru.

“Dengan adanya covid ini, kita mengalami banyak kendala, salah satunya upah. Kita sudah delapan bulan belum menerima upah, saya sendiri upahnya hanya tujuh ratus ribu saja dalam sebulan," kata Fridz dalam wawancara di Trijaya Hot Topic pagi, Kamis (25/11/2021). 

Menurut Fridz, tertundanya pembayaran gaji bukan hal yang baru terjadi sekarang. Tapi kini semakin parah, imbas pandemi corona. 

Uang komite sekolah yang menjadi sumber gaji guru tidak terkumpul, karena banyak orang tua murid mengalami kendala pembayaran iuran selama pandemi.

Akibatnya banyak guru harus melakukan pekerjaan sampingan guna mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berkebun. 

Fridz berharap agar upah guru honorer seperti dirinya, disamakan dengan UMP Nusa Tenggara Timur yang berada di kisaran Rp 2.000.000.

Fridz juga mengungkap betapa sulitnya tugas guru di pelosok, dalam menjalankan sistem Pendidikan Jarak Jauh. PJJ di NTT berbeda dengan di kebanyakan daerah lain. 

Keterbatasan sarana seperti gawai dan jaringan internet, membuat Fridz dan kawan-kawan harus mengunjungi rumah muridnya demi memastikan mereka tak ketinggalan materi pelajaran. (Fir)