Indonesia UKM Forum-Radio Trijaya: Pengusaha Perlu Pahami Operasional UKM

MUS • Wednesday, 24 Nov 2021 - 06:45 WIB

Bandung - Membicarakan UMKM tentu tidak akan ada habisnya. Bahkan hampir sebagian orang mengaku dirinya merupakan pelaku UMKM, pengamat UMKM, praktisi UMKM dan lainnya. 

Dalam virtual discussion Indonesia UKM Forum Radio Trijaya, Sabtu (20/11/2021), akademisi/pelaku usaha Dr. Oktri Mohammad Firdaus menjelaskan tentang seluk beluk operasional UMKM. 

Pada dasarmya klasifikasi sederhana UMKM saat ini ada lima, yaitu produksi sendiri, maklon ke pihak lain, menjual jasa, menjadi reseller atau dropshipper, dan ada yang perdagangan murni. 

“Karena UMKM tidak boleh dikatakan bahwa ini perusahaan kecil loh, ini perusahaan mikro loh, oh enggak. Perusahaan kecil, perusahaan mikro, perusahaan besar itu kompleksitasnya tetap ada,” tuturnya. 

Menurut Dr. Oktri, pembedanya terletak  pada pengerjaan saja, mulai dari marketing, finance dari pucrchasing, produksi atau deliverynya. 

Dalam hal operasional UMKM, Dr. Oktri membahas kelebihan atau kekurangan stok. Dia pun tak mempermasalahkan latar belakang pendidikan para pengusaha, meski bukan dari bidang perdagangan sekalipun. 

“Yang penting adalah pada saat bapak dan ibu ingin operasional UMKM-nya lancar, bapak dan ibu sudah harus mulai belajar meramal,” jelas Dr. Oktri. Meramal diartikan sebagai konsistensi memprediksi yang benar, agar tidak kekurangan atau kelebihan stok barang. 

Terkait pengecekan, para pengusaha dapat lihat pada tiga bulan atau satu tahun terakhir. “Coba cek Google Trends. untuk mengantisipasi kira-kira order bisnis kita bakal naik di bulan apa atau tren di bulan apa,” katanya. 

Dengan membuka Google Trends serta mencari berdasarkan keyword yang kita inginkan, dapat memudahkan melihat tren pada tiap-tiap bulan atau tahun. Karenanya bisa diasumsikan, kemungkinan anomali maupun stabilitas.  Belajar meramal yang dimaksud Dr. Oktri yaitu meramal dengan cara kuantitatif berdasarkan data. 

Kedua, kesalahan memilih vendor, supplier, atau pemasok, tanpa melihat alternatifnya. Kekeliruan pemilihan itu akan membuat bisnis hancur.

Dr. Oktri menyarankan perlunya vendor master list. “Bapak dan ibu kepo siapa saja supplier untuk produk bapak ibu. Lalu dilihat, supplier ini kira-kira potensinya lebih fokus ke mana? Bisa lebih ke harga, pelayanan, atau kualitas produk. Nah, mau fokus ke mana, karenanya penting memilih supplier,” sarannya.

Selanjutnya, terkadang para pengusaha UMKM berbisnis tergantung pada mood. “Kadang kalau mood bagus, cirengnya enak. Sedang tidak mood, malah cirengnya asin. Standardisasi itu ditentukan dari mood si produsen. Hal ini tak boleh terjadi,” tegasnya. 

Kemudian, operasional UMKM seringkali terjadi permintaan lebih banyak daripada kapasitas. “Berkaitan dengan solusi kedua, bisa cek partner kita, bisa diajak kerja sama atau tidak, bikin reward dan punshiment yang benar, meskipun partner kita hanya teman, tetap harus dibuat aturan yang se-rigid mungkin, dan kita juga harus membuat resiprokal benefit. Misalnya, menambah uang lembur, belum tentu menambah manfaat produk. Secara kualitas, belum tentu dengan lembur akan lebih baik. Karenanya perlu proses produksi yang pas,” pesannya.

Pertanyaannya, perlukah kita mempunyai mesin produksi sendiri? Dr. Oktri menekankan pada standardisasi, dan proses cek. Menurutnya, semua bisa diberdayakan walau tak memiliki mesin produksi sendiri.

Terakhir, Dr. Oktri membahas masalah klasik dalam operasional UMKM, yaitu belum adanya standar waktu proses. 

“Misalkan begini, pada hari Senin jam 8 pagi, saya bikin tas. Tadi (peserta –RED), yang dari Singkawang bisa selesai dua jam, Selasa dua jam setengah, Rabu satu jam setengah, kok bisa berbeda-beda? Pada saat kita belajar branding dan marketing, kita juga harus berbicara masalah kapasitas yang kita sanggupi,” katanya. 

"Indonesia UKM Forum" adalah program rutin radio di Indonesia, yang pertama dan satu-satunya telah diresmikan oleh perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM, tepat pada hari UMKM Nasional, 12 Agustus 2021 lalu. 

Berfokus pada kemajuan pengusaha nasional maupun lokal, pada webinar seri kedua, "Indonesia UKM Forum - Bandung", dipandu Station Manager MNC Trijaya Bandung Aldian Norman. Selain keynote speaker Menparekraf Sandiaga Uno, narasumber lainnya adalah CEO PT Modal Anak Bangsa Samuel Mulyono, Akademisi/Pelaku Usaha Dr. Oktri, Co-founder Evermos Ilham, dan VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi. 

Ratusan peserta dari berbagai komunitas pelaku UKM, ikut berpartisipasi dalam kegiatan, yang juga disiarkan di 104,6 Trijaya FM Jakarta, jaringan Radio Trijaya seluruh Indonesia, streaming di website mnctrijaya.com, Live YouTube dan Facebook MNC Trijaya, serta Live Instagram @mnctrijayafm. (FIR)