MenKopUKM: Tren Perbaikan Kinerja Ekonomi Nasional Terus Membaik

ANP • Thursday, 18 Nov 2021 - 22:49 WIB

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, saat ini tren perbaikan ekonomi Indonesia terus membaik. Menurut Teten, berdasarkan data BPS pada tahun 2021, tren perbaikan kinerja ekonomi nasional terus membaik, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 naik sebesar 3,51% (yoy). 

"Kita patut bersyukur, berdasarkan data BPS pada tahun 2021, tren perbaikan kinerja ekonomi nasional terus membaik, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 naik sebesar 3,51% (yoy), tegas MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Webinar dan Launching Riset INDEF x BukuWarung "Kontribusi UMKM terhadap Perekonomian: Studi Kasus BukuWarung" secara daring
 di Jakarta, Kamis (18/11/2021). 

Menteri Teten menyatakan,  upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah, antara lain melalui, BPUM, dengan target diberikan kepada 12,8 juta usaha mikro, telah disalurkan 100%, dengan anggaran Rp 15,36 trilliun. 

"KUR dengan target Rp 285 trilliun, telah terealisasi Rp 244,9 trilliun atau 85,92% dengan jumlah 6,48 juta debitur, dan Penyaluran modal kerja bagi koperasi melalui LPDB, dengan target Rp 1,6 trilliun, telah terealisasi Rp 1,2 trilliun atau 80,27% kepada 162 koperasi," katanya. 

Selain itu kata MenKopUKM, Penguatan dari permodalan menjadi salah satu program utama pemerintah. Berdasarkan hasil riset dari UNDP pada tahun 2021, selama PPKM darurat, satu dari tiga UMKM mengalami masalah pendanaan usaha dan pembayaran cicilan utang. 

"Usaha Mikro dan Kecil sulit mendapatkan pembiayaan formal, karena tidak memiliki asset untuk dijaminkan serta tidak adanya pencatatan laporan keuangan," ujarnya. 

Untuk itu, kini KemenKopUKM mengembangkan sebuah aplikasi yang disebut LAMIKRO (Laporan Akutansi Usaha Mikro), untuk membantu pelaku usaha mikro, membuat sistem laporan keuangan sederhana dan mudah digunakan. 

"Melalui UU Cipta kerja, yang di turunkan dalam PP No 7 Tahun 2021, diamanatkan memberikan kemudahan pembiayaan bagi UMKM, yakni, Pembiayaan mudah dan murah bagi UMKM, serta Pemerintah pusat bertanggung jawab memfasilitasi sistem pelaporan secara elektronik," kata Teten. 

Ia menjelaskan, pembiayaan akan lebih efetif jika diikuti dengan digitalisasi. Digitalisasi menjadi enabler percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data IdEA,  Saat ini, sebanyak 16,4 juta atau 25,6% UMKM telah bergabung ekosistem digital. 

"Penggunaan ewallet, juga meningkat selama pandemi. Hal ini di dukung jumlah penyedia layanan e-wallet di Indonesia yang mencapai lebih dari 50 operator, yang telah mendapatkan regulasi dari Bank Indonesia pada tahun 2020," tambahnya. 

Bahkan kata Teten, Fintech juga bertumbuh sangat cepat. Total outstanding pada September 2021 mencapai Rp 27,48 trilliun, atau bertumbuh 55,1% dari Januari 2021. 

Pihaknya berharap, Webinar dan Launching Riset INDEF dan Buku Warung, dapat memberikan masukan terhadap perencanaan pemerintah dan seluruh stakeholder guna mendorong UMKM semakin berdaya saing. 

"Koperasi Keren, UMKMBangkit, IndonesiaMaju," tegasnya. (ANP)