Antisipasi Covid Gelombang 3, Gubernur Jatim Waspadai Kedatangan Pekerja Migran

MUS • Tuesday, 16 Nov 2021 - 09:12 WIB

Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menyusun langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Untuk itu, guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang Nataru. Meski kasus Covid-19 saat ini melandai dan terus menurun, Gubernur Jatim  terus mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjalankan  protkes. Masyarakat diminta untuk tidak lengah, karena saat ini masih dalam pandemi Covid-19. Pemerintah Daerah (Pemda) bersama Forkopimda pun diminta untuk melakukan upaya akseleratif vaksinasi. 

"Bisa dengan pendekatan kultural serta kearifan lokal lainnya. Saya rasa seluruh Kepala Daerah ditingkat Kab/Ko pasti paham dan memiliki caranya tersendiri dalam melakukan upaya akseleratif yang inovatif tersebut," ungkap Gubernur Khofifah dalam Rakor Forkompimda Jatim.

Gubernur Khofifah mewaspadai para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan masuk ke Jatim melalui pintu pintu non penerbangan internasional.  Seperti disinyalir di  Malaysia  dan Singapura ditemukan varian baru Covid-19 yakni AY.4.2  yang sudah terdeteksi disana. 

Untuk itu, Gubernur Khofifah meminta kepada Kapolda dan Pangdam membantu koordinasi dengan Pemda tempat transito  perihal wilayah perlintasan antar provinsi. Kedatangan para PMI disinyalir dapat melalui pelayaran dilanjutkan  penerbangan domestik, terlebih ketika penerbangan internasional melalui Bandara Internasional Juanda masih ditutup. 

Selain bentuk kewaspadaan di area pintu masuk, Khofifah juga menyatakan bahwa kabupaten/kota harus segera menyiapkan operasi yustisi secara random utamanya sebagai kesiap siagaan menjelang Nataru. 

"Kondisi antisipatif ini menjadi format untuk bersiap mengantisipasi Natal dan Tahun baru," ungkapnya. 

Ia mengatakan, meski gelombang kepulangan PMI  yang masif ini belum terjadi, tindakan preventif dan pengawasan sudah harus digencarkan. Terutama dari jalur Malaysia ke Indonesia yang bisa melalui banyak pintu. 

Khofifah mengajak Kabupaten/Kota yang ada di Jatim untuk menjaga dan meningkatkan vaksinasi, serta secara akseleratif menggenjot vaksinasi untuk lansia. 

"Harus ada akselerasi, perlu ada percepatan yang didorong. Baik itu vaksinatornya ditambah, tenaga adminnya, layanannya ditingkatkan, kita harus bersinergi bersama untuk mengatasi semua kendala," katanya. 

Khofifah berharap, rakor kali ini dapat menyamakan gerak seluruh elemen strategis di Jawa Timur agar dapat mengambil langkah  antisipasi khususnya dalam menghadapi  Nataru sehingga tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan. 

"Nataru harus diantisipasi, maka perlindungan  dan keselamatan masyarakat harus dimaksimalkan. Semua Pemda dan jajarannya telah bekerja keras dalam memulihkan berbagai sektor di Jatim. Dengan ini semua ikhtiar yang kita lakukan InsyaAllah komprehensif," jelasnya. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito yang juga hadir dalam rakor tersebut menyampaikan, secara prinsip menangani penyakit ini adalah semakin cepat belajar dan menangani maka semakin cepat kita bisa merespon. 

"Tidak perlu menunjukkan kehebatan. Tapi bagaimana kita bisa merespon cepat dan menangani dengan tepat," tuturnya. (Her)