Lukmanul Hakim Usul Nama Jalan Kebon Sirih Diganti dengan Raden Fatahillah

FAZ • Tuesday, 2 Nov 2021 - 07:23 WIB

Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PAN, Lukmanul Hakim mendukung rencana gubernur Anies Baswedan menggunakan nama tokoh betawi sebagai nama-nama jalan di ibu kota.

Tapi di luar figur betawi, Lukmanul juga mendorong Anies mengabadikan nama-nama lain yang ikut andil dalam sejarah berdirinya Jakarta. Salah satunya raden Fatahillah.

"Raden Fatahillah itu tokoh perjuangan yang mengusir Portugis dan memerdekakan Jakarta. Kemenangan Raden Fatahillah patut dikenang anak cucunya di era sekarang, dengan menggunakan namanya sebagai nama ruas jalan. Bahkan di balai kota, di kantor gubernur pun ada ruangan Fatahillah," kata bung Lukman, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/11/2021).

Ia mengusulkan, agar jalan Kebon Sirih, yang dekat dengan balai kota dan gedung DPRD DKI, diubah menjadi jalan Fatahillah.

"Usul saya jalan Kebon Sirih. Disitu kan jalan protokol, pusat pemerintahan DKI Jakarta. Daripada pakai nama tokoh luar, lebih baik tokoh yang benar-benar memerdekakan Jayakarta. Bila perlu jalan di depan Kebon Sirih dekat balai kota diganti jadi jalan Raden Fatahillah," ujar Lukman.

Menurut Lukman, penggunaan nama jalan Fatahillah di pusat kota akan menjadi simbol penghormatan warga Jakarta atas perjuangan tokoh tersebut di masa silam.

Penghargaan ini layak diberikan, karena besarnya jasa Fatahillah bagi Sunda Kelapa, sebagai embrio kota Jakarta.

"Raden Fatahillah bagi saya sosok yang luar biasa. Panglima perang yang memimpin pasukan dari Demak, Cirebon, Banten dan Pasai untuk menyerang Portugis di Sunda Kelapa dan merebutnya ke tangan pasukan Islam. Mengusir Portugis itu kan perjuangan yang hebat, beliau sangat konsisten memperjuangkan kerajaan-kerajaan yang ada di pulau Jawa," tukas Lukman.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dalam penamaan nama jalan harus memiliki nilai sejarah. Hal ini disampaikan Anies dalam acara Pencanangan Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang digelar secara virtual, Jumat (29/10/2021).

Menurut Anies, kota saat ini karena akumulasi pengalaman dari warga-warganya, di mana warga memiliki berbagai pengalaman, seperti dijajah, mempertahankan kemerdekaan hingga mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

"Kota menjadi seperti sekarang itu karena akumulasi pengalaman warganya dan pengalaman warga ini melewati lintas waktu dari mulai pengalaman dijajah, pengalaman membebaskan penjajahan," ujarnya.

Dengan demikian, pemberian nama jalan perlu diperhatikan untuk menandakan itu semua. Salah satu contoh, nama jalan yang ada Haji (Hj) merupakan tokoh Betawi dari jalan tersebut.

"Nah hadirnya nama-nama jalan ini, nanti akan menandakan ini semua. Menyaksikan begitu banyak nama yang ada nama pakai Haji di tokoh Betawi di jalan itu," jelasnya

Menurut dia, penamaan jalan merupakan cara untuk menghormati. "Nah ini Kami juga alami di Lebak Bulus nama-nama jalannya adalah nama anak atau cucunya. Karena semua nama jalan itu untuk tokoh, salah satu cara kita menghormati," sambungnya.