Sinergi Dekranas dan Kemenkop UKM Kembangkan Pengrajin Wastra Lombok Sumbawa 

ANP • Tuesday, 26 Oct 2021 - 21:51 WIB

Mandalika –  Rangkaian sinergi program antara Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dengan Kementerian Koperasi dan UKM di lima destinasi wisata super prioritas, berlanjut di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Ini adalah rangkaian sinergi terakhir tahun 2021 setelah dilaksanakan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Borobudur Magelang, Danau Toba Sumatera  Utara, dan Likupang Sulawesi Utara.  

Sinergi antara Dekranas dan Kemenkop UKM ditujukan untuk melaksanakan berbagai program peningkatan sumber daya pengrajin wastra agar lebih berdaya saing dan mampu bertahan dalam kondisi era baru. 

“Saya mengapresiasi sepenuhnya kegiatan Sinergi Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Dekranas  yang berkomitmen untuk mendorong usaha mikro, kecil dan menengah agar lebih berdaya saing dan mampu bertahan dalam kondisi era baru. Kegiatan ini merupakan wujud peran aktif Dekranas untuk berpartisipasi dalam mendorong perekonomian Indonesia,” kata Ketua Dekranas Bidang Manajemen Usaha Suzana Teten Masduki, dalam sambutan acara Sinergi Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Dekranas yang membawa tema “Wastra Lombok Sumbawa”, Selasa (26/10/2021) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. 

Turut hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Slovakia  Adityawidi Adiwoso Asmady,  Duta Besar Chile untuk Indonesia Gustavo Ayeres,  Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Argentina untuk Indonesia Gustavo Arturo Torres,  Konsul Kehormatan Monaco untuk Indonesia Karlina Damiri, Gubernur Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi, Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Niken Zulkiflimansyah, Deputi Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM Hanung Harimba, Deputi Usaha Mikro Eddy Satriya, serta Deputi Kewirausahaan Siti Azizah. 

Suzana menyampaikan bahwa Dekranas turut berperan dalam pengembangan wastra dengan mendorong para pelaku UMKM untuk membentuk kelembagaan koperasi. Karena melalui koperasi, pengrajin wastra akan memiliki daya tawar, akses permodalan yang mudah ke lembaga pembiayaan, serta pengembangan pasar. 

“Jika pengrajin wastra berjalan sendiri-sendiri akan lambat untuk berkembang. Oleh karena itu Kelembagaan koperasi berfungsi menjadi agregator, mengakses modal,   serta menjangkau pasar yang lebih luas. Sehingga produsen wastra tidak lagi berpikir bagaimana menjual produknya karena fungsi itu dilaksanakan koperasi. Pengrajin hanya berpikir tentang kualitas produk dan model yang harus dikembangkan,”  ujar Suzana. 

Suzana juga menuturkan terkait perlunya promosi wastra terus menerus pada berbagai platform digital untuk menyasar pasar anak muda. Dikatakan, anak muda ternyata menyukai wastra dengan caranya sendiri. Hal tersebut terbukti dengan kompetisi foto wastra melalui media sosial yang menghimpun lebih dari 3.000 foto wastra dengan peserta mayoritas anak muda. 

“Peran anak muda untuk mengembangkan wastra sangat perlu, agar wastra sebagai warisan bangsa terus berlanjut dan menjadi kebanggan anak bangsa,” tutur Suzana. 

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Hanung Harimba mengatakan melalui sinergi bertemakan Wastra Lombok Sumbawa ini diharapkan mampu meningkatkan citra produk kerajinan hasil karya pengrajin di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sehingga Wastra Lombok Sumbawa dapat bersaing di pasar lokal maupun global. 

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia UMKM Pengrajin di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk kerajinan unggulan daerah yang berbasis kearifan lokal dan dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” ungkap Hanung.  

Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui sambutannya yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi mengapresiasi sinergi yang dilakukan oleh Dekranas dengan Kemenkop UKM. Khususnya terkait dengan pengembangan UMKM Pengrajin Wastra yang kali ini dilaksanakan di Mandalika sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas sekaligus termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

“Dukungan dari berbagai Kementerian/Lembaga kepada Mandalika sebagai KEK juga diberikan oleh Kemenkop UKM, salah satunya melalui Bazaar UMKM Mandalika. Selain itu, dukungan juga diberikan oleh Dekranasda melalui pengembangan sentra-sentra di Kawasan Mandalika yang menjadi bentuk kepedulian terhadap kekayaan Wastra,” sambut Lalu. 

Ketua Dekranada Provinsi Nusa Tenggara Barat Niken Zulkiflimansyah juga mengungkapkan dukungan serta apresiasinya pada sinergi ini. kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu pengrajin dalam mengelola usaha Wastra ini diharapkan dapat terus terjalin kedepannya. 

“Budaya Wastra bukan hanya di Pulau Lombok tetapi juga di Sumbawa. Sehingga saya berharap kegiatan semacam ini dapat terus terjalin dan berkelanjutan agar seluruh daerah mendapat kesempatan yang sama terkait pengmbangan usaha mulai dari sisi produk hingga teknik pemasarannya,” pungkas Niken. (ANP)