Olahraga Lari Belum Tentu Aman, Kenapa?

ANP • Wednesday, 6 Oct 2021 - 17:01 WIB

JAKARTA - Olahraga lari sering dipilih oleh kebanyakan masyarakat sebagai bagian dari upaya mengurangi berat badan. Padahal tidak semua orang yang kegemukan (obesitas) aman melakukan olahraga lari.

“Banyak dari mereka yang ingin kurus, kemudian memilih olahraga lari. Sebab ini dianggap olahraga paling gampang dan risikonya rendah,” kata dr. Sapto Adji, Sp.OT (K), dokter spesialis orthopedic RS Premier Bintaro pada acara Talk Show “A to Z About Sport Clinic”, Selasa (5/10/2021).

Padahal tidak semua orang yang mengalami obesitas dapat melakukan olahraga lari. Alasannya olahraga lari memberikan beban yang cukup berat terhadap persendian lutut.

“Semakin berat beban tubuh maka semakin berat pula tekanan yang dialami oleh lutut, dan ini tentu cukup berbahaya,” lanjut Sapto.

Karena itu, menurutnya penting bagi mereka yang mengalami obesitas, berkonsultasi dahulu dengan dokter jika ingin menjalani program olahraga. Konsultasi ini penting agar diketahui kemampuan tubuh terhadap jenis olahraga tertentu, sehingga saat olahraga tidak membahayakan tubuh.

Menurut Sapto, konsultasi pra olahraga tidak hanya penting bagi mereka yang berupaya menurunkan obesitas. Tetapi bagi masyarakat dengan usia tertentu (lansia) atau menderita penyakit tertentu, pemilihan olahraga yang tepat amatlah penting.

Senada juga disampaikan dr Taufan Favian Reyhan SpKO, spesialis kedokteran olahraga RS Premier Bintaro. Untuk mengurangi obesitas, konsultasi harus dilakukan secara kompehensif. Tidak sekadar pemilihan jenis olahraga tetapi juga terkait asupan nutrisinya.

“Jadi tidak hanya berat badannya yang turun, tetapi bagaimana tubuh bisa tetap bugar. Karena banyak orang obesitas bisa menurunkan berat badan tetapi terlihat tidak bugar,” jelasnya.

Diakui pemilihan jenis olahraga yang tidak tepat berpotensi menimbulkan cidera atau trauma. Padahal trauma atau cedera olahraga itu sendiri dapat menurunkan produktivitas seseorang jika tidak ditangani dengan benar.

Klinik Olahraga (Sport Clinic) RS Premier Bintaro lanjut dr Topan telah banyak menangani kasus-kasus cedera olahraga. sejumlah atlet ternama dibidang sepakbola telah ditangani di klinik ini dan hasilnya, mereka kemudian bisa kembali melanjutkan aktivitas olahraganya.

“Penanganan cidera olahraga yang tepat akan dapat mengembalikan seseorang ke top level seperti semula,” jelasnya.

Sebaliknya jika cedera ditangani secara sembarangan, bisa berakibat fatal mulai dari lamanya pengobatan atau terapi hingga gangguan permanen fungsi tubuh.

Pada kesempatan yang sama, CEO RS Premier Bintaro Dr Martha L Siahaan menyebut olahraga menjadi bagian penting dari upaya menjaga kesehatan tubuh, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Olahraga secara rutin amat disarankan pada setiap orang, agar manfaat dari olahraga tersebut bisa didapat secara optimal.

Untuk mengoptimalkan manfaat dari olahraga, menurutnya  penting bagi setiap orang untuk memahami tingkat kebutuhan olahraga. “Seorang atlet tentu memiliki kebutuhan berbeda dengan mereka yang bukan atlet,” kata Dr Martha L Siahaan.

Berolahraga dengan tepat, tidak hanya akan membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Tetapi juga menghindarkan diri dari risiko cedera dari olahraga tersebut. Karena itu RS Premier Bintaro membuka layanan Sport Clinic yang ditujukan untuk para atlet, olahragawan dan masyarakat umum. Klinik ini memiliki berbagai jenis layanan mulai dari konsultasi jenis olahraga hingga penanganan trauma yang ditimbulkan oleh gerakan olahraga. (ANP)