Kemendikbudristek Luncurkan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK

AKM • Thursday, 9 Sep 2021 - 12:07 WIB

Jakarta - Pemerintah terus mengembangkan dan menguatkan keberadaam sekolah vokasi SMK dengan mejingkatkan kualitas termasuk manajerial bagi kepala sekolah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Komisi X DPR RI dan Lima Perguruan Tinggi Mitra Pelaksana Program meluncurkan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2021. 

Acara ini terselenggara sebagai upaya mendukung pengembangan SMK yang telah ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) khususnya dari sisi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).   

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) memandang perlu membekali para Kepala SMK agar memiliki kompetensi kepemimpinan yang selaras dengan kebutuhan pengembangan SMK PK.

 “Ini yang menjadi pembeda dari SMK dengan jenjang pendidikan lain, kita harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang siap untuk terjun ke dunia kerja, pendidikan vokasi sangatlah penting dan memainkan peran untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten,” terang Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto dalam sambutannya secara virtual, pada Rabu (8/9).

Dirjen Wikan melanjutkan, setiap pimpinan satuan pendidikan vokasi memiliki tanggung jawab terhadap efektivitas pencapaian visi, misi, dan program kerja lembaga yang dipimpinnya. Hal ini menjadi prioritas  untuk dikembangkan dan diperkuat dalam rangka menghadapi revoulsi industri 4.0 secara konstan sejalan dengan perkembangan teknologi. 

“Hal spesifik pada pendidikan vokasi, yang berbeda dengan pendidikan umum adalah keterkaitannya dengan dunia kerja. Pendidikan vokasi bertugas untuk mempersiapkan sumber daya manusia terampil yang siap untuk bekerja dalam bidang tertentu,” imbuhnya. 

Wikan Sakarinto menekankan bahwa Kemendikbudristek terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan vokasi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan terus mendorong para pimpinan satuan pendidikan vokasi agar memiliki sikap ingin selalu berkembang, kompetensi manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan. 

“Harapannya, Kepala SMK dapat memposisikan diri di sekolah bukan sekedar sebagai Chief Education Officer namun juga sebagai Chief Excecutive Officer (CEO) bagi sekolah tersebut atau mengejar sertifikatnya. Tapi lebih praktikkan perubahannya, mumpung ada kurikulum baru yakni SMK Pusat Keunggulan,” kata Dirjen Wikan yang berkeyakinan bahwa revitalisasi cara berpikir kepala sekolah adalah esensi dari revitalisasi SMK itu sendiri. 

Tujuan program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK, yaitu (1) meningkatkan kemampuan pimpinan lembaga pendidikan kejuruan dan vokasi agar mampu membuat perubahan dalam merespon perkembangan dinamika dunia usaha dan dunia industri, mulai dari perencanaan jangka panjang hingga implementasi kebijakan; (2) meningkatkan kemampuan kewirausahaan pimpinan lembaga pendidikan kejuruan dan vokasi; serta (3) meningkatkan kemampuan untuk membangun ekosistem pendidikan baru yang dapat menumbuhkan potensi peserta didik dengan mengedepankan suasana belajar yang menarik, nyaman, dan menyenangkan. 

Untuk itu, Kemendikbudristek menggandeng lima perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program Master of Bussiness Administration yang telah terakreditasi internasional dan telah memiliki reputasi baik di tingkat nasional dan internasional serta memiliki pengalaman menyelenggarakan pelatihan bagi para CEO. Kelima mitra perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor University, Universitas Prasetiya Mulya, serta Binus University. 

Anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendukung Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK tahun 2021. 

“Kita tidak pernah bayangkan kebijakan pendidikan vokasi kita seperti saat ini yang sudah berhasil mempertemukan sekolah dengan DUDI, ini terobosan yang luar biasa. Di sisi lain, kampus juga luar biasa sudah siap untuk membimbing sekolah,” ucapnya bangga.  

Disampaikan Hetifah, kepala sekolah sebagai executive officer harus berubah cara berpikirnya. Menurutnya, dalam memimpin, seorang kepala sekolah harus memiliki inisiatif, kreativitas, dan jiwa kewirausahaan.  Ia berharap, kepala SMK mampu menjadi motivator untuk melakukan terobosan, peka terhadap kearifan lokal dan partisipastif.

 “Ini menjadi tantangan kita supaya perubahan pola pikir itu terjadi. Kepala sekolah harus menggerakan semua ekosistem di sekolahnya untuk bergerak bersama bahkan lebih dari itu dapat menularkan perubahan positif bagi sekolah di sekitarnya,” jelas Hetifah.  

Di samping itu, Hetifah juga menyoroti bahwa kebijakan yang diambil kepala sekolah juga harus kondusif terhadap perubahan. Oleh karenanya, Hetifah mengimbau para kepala SMK untuk menyiapkan diri agar menjadi kepala sekolah yang adaptif terhadap perkembangan zaman. 

“Keterampilan untuk berkomunikasi, kerja sama, dan bersinergi menjadi salah satu kunci sukses kebijakan seorang pemimpin,” pesannya.  

Melalui program ini, para Kepala SMK akan dibekali dengan kompetensi melalui materi kurikulum yang telah di desain sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan implementasi pengembangan SMK ke depan. Peserta program adalah kepala SMK yang telah ditetapkan sebagai pelaksana program SMK Pusat Keunggulan namun belum mengikuti atau belum menuntaskan program serupa pada tahun 2020 lalu.

"Kami telah memformulasikan materi guna memastikan 345 kepala SMK yang tahun ini mengikuti pelatihan nantinya memiliki kompetensi di bidang kepemimpinan dan kewirausahaan sesuai dengan semangat SMK PK,” kata Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Saryadi.

Materi yang akan disampaikan, yaitu (1) Materi Karakter CEO (CEO Character); (2) Materi Manajemen Strategis dan Kinerja (Strategic & Performance Management); (3) Materi Manajemen Inovasi (Managing Innovation); (4) Materi Penguasaan Pribadi dan Kepemiminan (Personal Mastery and Leadership); (5) Materi Manajemen SDM dan Perubahan (People and Change Management); (6) Materi Pemikiran Sistem untuk Pengambilan Keputusan (System Thinking for Decision Making); serta (7) Materi Pengelolaan Keuangan (Financial Management). 

Disamping itu, peserta juga akan dibekali dengan materi di luar mata diklat, seperti (1) Program CEO Meet CEO; (2) Program Conditioning untuk memberikan pemahaman growth mindset bagi peserta dalam menerima materi yang akan disampaikan pada program; (3) Project Implementation di masing-masing sekolah; dan (4) Program Sertifikasi. 

Direktur Lembaga Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Indonesia, Yuli Setiyono pada kesempatan ini memberikan dukungannya. Lebih lanjut ia mengatakan, pengembangan program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK merupakan stimulus bagi pimpinan sekolah untuk meningkatkan ketangkasan. 

“Ketangkasan harus dimiliki agar mereka belajar terus supaya bisa menghadapi segala situasi yang berubah. Ini program yang menurut saya sangat bagus dari Kemendikbudristek agar para kepala SMK ke depan mengelola SMK seolah-olah seperti mengelola korporasi,” tuturnya