Penyebaran Virus Varian MU Jauh Lebih Lambat Dibandingkan Delta

FAZ • Thursday, 9 Sep 2021 - 08:07 WIB

Jakarta - Varian Mu yang pertama kali ditemukan di Kolombia dan Ekuador, telah menyebar ke berbagai Negara. Ahli Virologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan, tingkat penyebaran virus Covid-19 varian ini jauh lebih rendah dibanding varian Delta.

“Varian Mu ini menyebar jauh lebih lambat dibanding varian delta itu faktanya,” katanya kepada Radio Trijaya, Rabu (8/9/2021).

Kemunculan  pertama kali virus varian Mu hampir bersamaan dengan Delta yaitu sejak awal Januari 2021 dan per hari ini proposi varian Delta dalam seminggu ini mencapai 90% sementara varian MU di bawah 1%.  Hal ini membuktikan bahwa penyebaran virus varian MU tersebut jauh lebih lambat dibandingkan dengan virus varian Delta.

Prof Mahardika juga membantah adanya kabar yang menyatakan bahwa virus varian MU tersebut kebal terhadap vaksin.

“Saya prediksi dengan analisis yang saya lakukan, vaksinasi terhadap Covid-19 mestinya masih efektif,” tambahnya.

Sejauh ini di Indonesia belum ditemukan virus varian MU.

Sementara itu, Ketua Satgas penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, masyarakat harus tetap waspada kepada virus varian MU tersebut. “Kita harus tetap waspada tetapi jangan panik karena menurut data penyebaran virus ini cukup lambat,” kata Zubairi.

Varian Mu akan dimonitor data-datanya, dan kebijakan yang ada tentu akan disesuaikan dengan perkembangan akan varian MU tersebut. Zubairi menambahkan Indonesia harus membuat kebijakan sesuai data yang ada untuk mengantisipasi masuknya virus varian MU tersebut ke Indonesia.

“Selain itu masyarakat juga harus membaca data dan fakta mengenai virus MU agar tidak menimbulkan kepanikan,” tambah Zubairi.